Jepang berjanji terus dukung rekonstruksi Ukraina
Selasa, 20 Februari 2024 12:10 WIB 911
Perdana Menteri Jepang mengatakan Tokyo akan mencoba meningkatkan momentum bantuan global kepada Ukraina.
Dalam pidatonya sebelumnya, Shmyhal meminta Kishida, yang melakukan perjalanan ke Ukraina pada Maret 2023 dan berbicara dengan Zelenskyy sebelum menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi (KTT) Kelompok Tujuh (G7) pada Mei tahun 2023 di Hiroshima, untuk mengunjungi Ukraina kembali.
Kishida dan Shmyhal menegaskan kembali dalam pernyataan bersama bahwa memperkuat sanksi terhadap Rusia merupakan langkah penting dan efektif, untuk menghalangi aktivitas militer Moskow.
Baca juga: PBB pantau lawatan Putin ke Turki terkait potensi ekspor biji-bijian
Konferensi yang melibatkan sekitar 300 pejabat pemerintah dan perusahaan dari Jepang dan Ukraina ini diadakan seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa dukungan terhadap Kiev dari negara-negara Barat mungkin berkurang, terutama karena Rusia tampaknya berkomitmen pada perang gesekan.
Di Amerika Serikat, penolakan dari Partai Republik untuk menawarkan lebih banyak bantuan ke Ukraina sebelum pemilihan presiden AS pada bulan November mengakibatkan tertundanya pemerintahan Presiden Joe Biden mencapai kesepakatan mengenai paket pendanaan terbaru untuk Kiev.
Jepang, salah satu pendukung utama Ukraina, telah menunjukkan komitmennya untuk memberikan bantuan keuangan ke Kiev karena penyediaan peralatan militer dibatasi berdasarkan Konstitusi yang menolak perang.
Dalam pidatonya di acara lain di Tokyo, Shmyhal mengatakan Ukraina sedang mempertimbangkan untuk menawarkan perlakuan istimewa kepada perusahaan-perusahaan Jepang yang berkontribusi pada rekonstruksi negara tersebut.
Baca juga: Presiden Polandia tekankan dukungan bagi kedaulatan "penuh" Ukraina
Pada KTT G7 2023 di Hiroshima, Kishida menegaskan dengan para pemimpin lain bahwa mereka akan mempertahankan “dukungan yang teguh” untuk Ukraina, dan Zelenskyy berpartisipasi dalam sesi pada hari penutupan pertemuan tiga hari tersebut.
Bank Dunia memperkirakan biaya pembangunan kembali Ukraina sebesar 486 miliar dolar AS (sekitar Rp7,32 kuadriliun) selama satu dekade, kemungkinan besar akan didanai oleh Kiev melalui pinjaman, yang merupakan peluang bisnis bagi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia, termasuk di Jepang.
Saat warga negara Jepang disarankan oleh pemerintah mereka untuk tidak mengunjungi Ukraina, seruan untuk melonggarkan peringatan tersebut semakin meningkat dari sektor swasta, guna memungkinkan partisipasi dalam proyek rekonstruksi.
Sumber: Kyodo