Kota Bengkulu (ANTARA) - Sahur dan berbuka merupakan bagian tidak terpisahkan dari ritual berpuasa saat Ramadhan. Pemilihan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi juga harus diperhatikan agar seorang individu dapat tetap bugar dalam menjalani rukun Islam keempat tersebut, salah satunya faktor suhu pangan.
Bagi sebagian orang, hal terpenting dari puasa adalah menahan lapar dan dahaga tetapi kurang memperhatikan asupan sehingga terkadang malah mengalami sakit atau tidak fit ketika "shaum". Apalagi ada kecenderungan orang berbuka adalah dengan minuman dingin menyegarkan.
Minum es saat berbuka puasa secara medis mengganggu proses pencernaan. Pangan dingin bisa membuat permasalahan di perut salah satunya karena aktivitas enzim dan asam lambung menjadi terhambat sehingga memicu mual, diare, dan kembung. Lebih parah lagi, apabila takjil yang dikonsumsi selain dingin juga kurang bersih, terpapar debu jalanan, dan dicampur dengan bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Baca juga: Cocok untuk takjil, berikut resep hidangan khas Hong Kong "Mango Sago"
Baca juga: Mahasiswa Hindu berbagi takjil buka puasa wujud toleransi
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani pada Minggu (10/3) menyarankan agar umat Islam yang berpuasa untuk dapat memilih makanan yang tepat saat Ramadhan.
"Dalam rangka menghadapi bulan suci Ramadhan kami imbau agar tidak mengkonsumsi makanan yang dingin di saat musim hujan, sebab dapat menurunkan imun dan menyebabkan penyakit ISPA," kata dia.
Baca juga: Dinsos Bengkulu ingatkan warga tidak beri uang gepeng selama Ramadhan
Baca juga: Pemkab Rejang Lebong jadikan safari Ramadhan sarana pembinaan umat
Ia mengatakan ISPA terjadi karena virus ataupun bakteri yang menyerang manusia pada ke semua kategori usia, baik dari balita hingga lansia. Dengan kata lain, ISPA dapat menjangkiti setiap orang, khususnya mereka dengan fisik dan kekebalan tubuh rendah.
Bahaya makanan dingin untuk sahur dan berbuka
Rabu, 13 Maret 2024 14:14 WIB 5880