Polri mengirimkan 13 personel yang menjadi atlet terjun payung untuk mengikuti kompetisi piala dunia Sky Diving (5th FAI World Cup of Sky Diving) dan piala Asia Sky Diving (1st FAI Asian Indoor Sky Diving) yang berlangsung pada 16-22 April 2024 di Makau, China.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, 13 atlet tersebut merupakan personel Korps Brimob Polri.
Selain 13 personel Korps Brimob, terdapat rombongan lain yang juga merupakan insan Bhayangkara, terdiri atas Ketua Kontingen AKBP Bayuaji Yudha Prajas (Baharkam), Wakil Ketua Kompol Sang Ngurah Wiratama (Polda Metro Jaya), Pelatih Kompol Anjil Faozi (Korbrimob), ofisial AKP Chairul Ridha (Baharkam).
Dari 13 atlet Korps Brimob yang diberangkatkan, terdiri atas lima orang dalam tim putra 4 way FS, lima orang tim putri dalam 4 way FS, dan tiga orang dalam tim way dynamic
Keberangkatan para atlet ke Makau itu dinaungi komite terjun payung alias federasi PB Fasi (Federasi Aero Sport Indonesia).
Pada media Maret 2023, Korps Brimob Polri meresmikan sarana latihan terjun payung Wind Tunnel yang diklaim sebagai yang terbesar di Asia Tenggara terletak di Pusat Pelatihan (Satlat) Korps Brimob Polri Komplek Cikeas, Jawa Barat.
Sarana Wind Tunnel untuk melatih anggota Brimob dalam terjun payung agar lebih terampil dan profesional.
Wind Tunnel yang dimiliki Brimob Polri memiliki diameter 4,8 meter dengan kapasitas maksimal bisa digunakan untuk 10 orang penerjun, dapat dioperasikan selama 24 jam non-setop.
Mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol. Ito Sumardi, Rabu (29/3/2023), menilai Wind Tunnel yang dimiliki Polri sebagai yang terbesar dan terbaik di kawasan Asia Tenggara.
Selama menjadi Dubes di Myanmar, kata Ito, dirinya sudah berkeliling ke sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara, belum memiliki sarana Wind Tunnel yang sebesar dan semutakhir milik Brimob Polri.
"Saya sudah 'mutar' di negara-negara Asia Tenggara tidak ada satupun yang bisa lebih baik termasuk fasilitas pendukung. Saya jamin suatu saat warga luar pasti akan melihat fasilitas di sini, perlu kita bangga,” kata Ito.
Selain itu, Ito melihat kemajuan dari Persatuan Terjun Payung Polri (PTP) saat ini dengan hadirnya sarana Wind Tunnel tersebut. Karena, kata Ito, sejak PTP dibentuk tahun 1980 belum ada saranan tersebut, atlet Polri yang ingin berlatih terjun payung terpaksa ke Pulau Genting, Malaysia, untuk latihan.
"Waktu saya terjun payung 1980 kami masih menggunakan fasilitas terbatas. Sehingga kami harus berangkat ke Genting Island dan harus bayar dan mengantre. Tapi sekarang sudah ada wind tunnel," ucap Ito.
Ito berharap sarana Wind Tunnel milik Brimob Polri tersebut dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat bukan hanya untuk dinas kepolisian saja.
"Ini adalah salah satu bentuk manunggal nya Polri dengan masyarakat. Mudah-mudahan nanti bisa tersosialisasi dengan baik," ujar Ito berharap.
Pembina PTP Herman Hafiz Kusumo bangga dengan capaian Brimob Polri memiliki sarana Wind Tunnel yang diyakini dapat melahirkan atlet-atlet Polri yang unggul dalam terjun payung.
"Saya katakan Singapura kalah dengan Wind Tunnel Polri, Malaysia juga. Ini teknologi terakhir. saya bukan mau melebih-lebihkan saya turut bangga saja, saya pencinta terjun payung," ujar Herman.