Jakarta (ANTARA) - Indonesia memimpin Komite Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Ankara, Turki, untuk periode Juli-Desember 2024.
KBRI Ankara dalam keterangan tertulisnya, Jumat, menyatakan Indonesia didapuk menjadi Koordinator Komite ASEAN di Ankara setelah menerima rotasi kepemimpinan dari Kamboja pada 26 Juni 2024.
Komite ASEAN di Ankara terdiri atas Kedutaan Besar Brunei Darussalam, Kedutaan Besar Kamboja, Kedutaan Besar Indonesia, Kedutaan Besar Malaysia, Kedutaan Besar Filipina, Kedutaan Besar Singapura, Kedutaan Besar Thailand, dan Kedutaan Besar Vietnam.
Dalam periode kepemimpinan Indonesia, Duta Besar RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama menjelaskan tema besar kepemimpinan Indonesia adalah “Putting ASEAN in the Radar Screen of Turkiye”.
“Kita harus menciptakan demam ASEAN atau ASEAN fever. Hanya dengan cara ini, maka seluruh elemen rakyat Turki dapat melihat potensi besar kerja sama dengan negara di Kawasan Asia Tenggara,” kata Rizal.
Untuk itu, KBRI Ankara menginisiasi berbagai kegiatan untuk menjangkau sebanyak mungkin kepentingan di Turki seperti pemerintahan, pelaku bisnis, media, parlemen, serta komunitas akademik.
Rizal menekankan pentingnya menanamkan paradigma baru bagi kemitraan ASEAN-Turki. Bagi Rizal, kemitraan Indonesia dan Turki merupakan kemitraan masa depan.
Berdasarkan laporan dari Price Waterhouse Cooper, pada 2050, Turki akan menjadi ekonomi ke-11 terbesar di dunia, sementara Indonesia akan menjadi ekonomi ke-4 terbesar dunia.
Empat negara ASEAN lainnya juga akan masuk ke dalam 25 ekonomi terbesar dunia.
Selain itu, PDB total ASEAN diprediksi akan meningkat menjadi 22,6 triliun dolar AS pada 2050, atau tujuh kali lipat lebih besar dibandingkan PDB tahun 2022.
Potensi ekonomi yang besar ini dipandang harus menjadi “wake up call” bagi para pemangku kepentingan di Turki dan ASEAN.
Dua program pertama yang berhasil diselenggarakan oleh KBRI Ankara sebagai Koordinator ASEAN adalah pertemuan para duta besar negara ASEAN di Ankara dengan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan serta Presiden Badan Industri Pertahanan Turki atau setingkat Menteri di Turki untuk Industri Pertahanan.
Komite ASEAN Ankara telah merencanakan pertemuan dengan Hakan Fidan sejak pelantikannya sebagai Menlu Turki pada Juni 2023. KBRI Ankara sebagai koordinator ASEAN akhirnya berhasil mengatur pertemuan tersebut pada 8 Juli 2024.
Dalam pertemuan itu, Indonesia menyampaikan pentingnya membangun paradigma baru dalam kemitraan ASEAN-Turki yang dapat memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.
Salah satu potensi besar kerja sama dengan Turki adalah di sektor pertahanan karena Turki memiliki industri pertahanan yang sangat maju dan berkelas dunia.
Sebagai contoh, Turki merupakan satu dari lima negara di dunia yang berhasil mengembangkan teknologi pesawat jet tempur generasi 5 dengan “stealth technology” dengan pesawat tempur buatan nasionalnya yaitu “KAAN”.
Negara lain yang memproduksi pesawat dengan teknologi serupa adalah AS, Rusia, dan China.
Untuk meningkatkan kerja sama pertahanan Turki-ASEAN, Dubes RI telah mengatur pertemuan pada dubes negara-negara ASEAN dengan Presiden Badan Industri Pertahanan Turki Haluk Gorgun pada 4 Juli 2024.
Untuk meningkatkan kesadaran mengenai arti penting ASEAN di Turki di kalangan akademik, Indonesia juga berencana untuk mengadakan public outreach kepada kalangan akademik bekerja sama dengan universitas di Turki serta menghadirkan pembicara dari negara-negara anggota Komite ASEAN Ankara.
Indonesia juga telah mengusulkan pembentukan ASEAN Center di Turki sebagai upaya jangka panjang untuk menghadirkan ASEAN di tengah masyarakat Turki.
Turki telah mengaksesi Treaty of Amity and Cooperation (TAC) ASEAN pada 2010. Turki juga telah mendapatkan status sebagai mitra wicara sektoral ASEAN pada 2017.
Pada 2019, Kementerian Luar Negeri Turki meluncurkan “Asia Anew Initiative” untuk memperkuat kerja sama antara Turki dengan kawasan Asia termasuk ASEAN.