Bengkulu (Antara) - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bengkulu mengevaluasi apakah Rumah Tahanan Negara Malabero Kota Bengkulu yang terbakar pada Jumat (25/3) akan dibangun pada lokasi baru atau memperbaiki bangunan yang terbakar.
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Bengkulu Dewa Putu Gede di Bengkulu, Selasa, mengatakan pembangunan akan mempertimbangkan sisi menguntungkan dari dua opsi tersebut.
"Nanti pusat yang putuskan, apakah direlokasi atau memperbaiki bangunan lama, kita tunggu saja," kata dia.
Untuk bangunan Rutan Malabero yang terbakar, pihaknya menilai bangunan sudah rusak total. Hampir seluruh bangunan rutan hangus terbakar.
"Hanya ruang hunian, masjid dan kantor yang tersisa," kata dia.
Selain itu, seluruh kamar tahanan yang terdiri dari tiga blok yakni blok A, B dan C hangus terbakar saat malam kejadian.
Kemenkumham juga meyakini tidak hanya karena kebakaran saja, bangunan Rutan Malabero terutama dindingnya juga mulai keropos karena umur bangunan sudah tua.
Untuk jumlah warga binaan Rutan Malabero, Dewa mengatakan, sebelum kejadian warga binaan berjumlah 259 orang. Akibat kejadian kebakaran tersebut lima orang tewas, satu orang dirawat di rumah sakit dan satu orang lagi ditahan di Badan Narkotika Nasional Provinsi Bengkulu.
"Jumlah sekarang yakni 252 warga binaan, tahanan sebanyak 242 orang dan narapidana 10 orang," ujarnya.
Selain mengevaluasi bangunan, Kemenkumham juga memprioritaskan pengembalian kondisi psikologis baik petugas rutan maupun warga binaan pascakejadian kerusuhan dan pembakaran tersebut. ***2***
Kanwil evaluasi pembangunan Rutan Bengkulu yang terbakar
Selasa, 29 Maret 2016 19:47 WIB 1014