Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengungkapkan alasan memilih lokasi debat Pemilihan Kepala Daerah 2024 di Kota Bengkulu karena di daerah setempat tidak ada tempat representatif untuk menggelar kegiatan tersebut.
Anggota KPU Kabupaten Mukomuko Misbahul Amri saat dihubungi dari Mukomuko, Sabtu, mengatakan debat pilkada rencananya digelar sebanyak dua kali pada tanggal 9 dan 20 November 2024.
Anggota KPU Kabupaten Mukomuko Misbahul Amri saat dihubungi dari Mukomuko, Sabtu, mengatakan debat pilkada rencananya digelar sebanyak dua kali pada tanggal 9 dan 20 November 2024.
"Mengapa KPU mengadakan debat di Kota Bengkulu, sekarang saya tanya ada atau tidak di Mukomuko semacam aula ukuran 60 x 60 meter untuk menampung debat empat pasangan calon bupati dan wakil bupati," katanya.
Ia menjelaskan debat harus digelar di dalam ruangan, tidak boleh di luar ruangan atau area terbuka. "Kalau sampai outdoor dibuat indoor, luar biasa biayanya," ujarnya.
Menurutnya, KPU harus hati-hati dalam melaksanakan debat karena empat pasangan calon bupati dan wakil bupati harus mendapat perlakuan yang sama, terutama dari sisi pengamanan.
Salah satu contoh pada pengeras suara ada gangguan atau masalah, kemudian baru ada satu dan dua calon berbicara, hal itu bisa menjadi temuan dan masalah.
"Itu kesepakatan bersama sebenarnya dengan EO dan dan memang tidak ada di Mukomuko tempat representatif untuk empat calon. Kalau untuk dua calon masih ada," ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa podium satu dan podium lain harus diatur jaraknya. Selain itu, jaringan internet wajib kuat, tetapi faktor utama adalah tidak ada tempat representatif di Mukomuko.
"Kami sudah survei dari mulai Kecamatan Lubuk Pinang sampai Kecamatan Air Rami, tetapi tidak ada aula yang besar," ujarnya.
Empat pasangan calon bupati dan wakil bupati yang menjadi peserta Pilkada Mukomuko adalah Edwar Setiawan-Ruslan yang diusung Partai PAN, PDIP, dan Partai Gerindra.
Kemudian, pasangan Sapuan-Wasri (Partai NasDem, Partai Perindo, dan Partai Demokrat), Renjes-Rismanaji (PKB, PPP, dan Partai Hanura), dan Choirul Huda-Rahmadi yang didukung Partai Golkar.