Rejanglebong (Antara) - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan populasi ternak sapi daerah ini terus menurun seiring sulitnya mendapatkan bibit bakalan sapi.
"Saat ini kami kesulitan mendapatkan bibit bakalan sapi yang berumur 1-1,5 tahun yang harganya berkisar Rp8-Rp10 juta per ekor. Apalagi saat ini tingkat konsumsi masyarakat belum sebanding dengan ketersediaan bibit bakalan di sini," kata Kepala Disnakan Rejanglebong, Amrul Eby, di Rejanglebong, Selasa.
Tingkat kebutuhan masyarakat Rejanglebong yang tersebar dalam 15 kecamatan kata dia, per tahunnya antara 2.000-2.400 ekor, hal ini terlihat dengan jumlah konsumsi daging dalam setiap hari rata-rata 5-7 ekor sapi, kemudian ditambah sapi yang dipotong saat Hari Raya Idul Adha dengan jumlah 600-700 ekor.
Selain untuk konsumsi per hari, kebutuhan kurban pengurangan ini juga terjadi karena adanya kejadian (insidential) berupa kasus pencurian peternakan yang dilakukan kawanan spesialis pencurian ternak.
Sementara itu tingkat populasi ternak sapi di Rejanglebong saat ini kata dia, masih bertahan di atas 5.000 ekor. Berdasarkan data pendataan yang mereka lakukan pada 2014 jumlah populasi sapi di Rejanglebong mencapai 5.755 ekor, kemudian pada 2015 turun menjadi 5.258 ekor
Untuk menjaga populasi ternak sapi tersebut pihaknya selain memberikan program bantuan kepada peternak sapi di daerah melalui program kawin suntik atau insemenisasi buatan, kemudian program gertak birahi. Kemudian melakukan pemeriksaan kesehatan refroduksi sapi betina yang tidak sehat.
"Sapi betina yang tidak produktif kami anjurkan untuk dijual atau diganti dengan indukan lainnya sehingga bisa beranak, kalau peternak terus memiliharanya maka tidak akan memberikan keuntungan. Selain itu kami juga ikut membantu mereka mencarikan sapi betina produktif, serta menerapkan perlindungan betina produktif agar tidak dipotong," ujarnya.
Pentingnya menjaga dan meningkatkan populasi ternak sapi di daerah itu kata dia, selain untuk menjadi pemenuhan kebutuhan daging juga menjaga stabilitas harga daging dipasaran terutama menjelang datangnya Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha serta mengurangi ketergantungan terhadap import.***3***
Populasi sapi di Rejanglebong menurun
Rabu, 22 Juni 2016 5:12 WIB 1439