Bengkulu (ANTARA) - Setelah ramai diperbincangkan di media sosial, Wirda Mansur akhirnya memberikan tanggapan resmi terkait dugaan utang kepada anggota komunitas bisnisnya, Millennial Anti Bokek (MAB). Sebelumnya, nama putri dari Ustaz Yusuf Mansur ini menjadi sorotan setelah seorang pengguna platform X dengan akun @basoikangrobak mengunggah surat terbuka yang menuntut pelunasan biaya keanggotaan MAB.
Usai beberapa waktu memilih diam, pada Kamis (20/2/2025), Wirda akhirnya merilis pernyataan klarifikasi melalui akun Instagram pribadinya. Dalam unggahan tersebut, Wirda menjelaskan bahwa MAB sejak awal didirikan sebagai komunitas berbasis afiliasi yang bertujuan membantu masyarakat memperoleh penghasilan tambahan, terutama di masa pandemi.
Ia juga menegaskan bahwa MAB bukanlah bentuk bisnis investasi, melainkan platform edukasi dan mentorship dalam bidang pemasaran digital.
Klarifikasi Wirda Mansur: MAB Bukan Skema Investasi
Dalam unggahannya, Wirda memaparkan beberapa poin utama terkait MAB, termasuk sejarah pendirian, skema afiliasi, serta klarifikasi terhadap isu nominal uang yang dianggap mencapai miliaran rupiah.
1. Tentang Millennial Anti Bokek (MAB)
Awal Pendirian & Konsep
MAB didirikan dengan tujuan membantu masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan melalui sistem affiliate marketing. Sejak 2020 hingga awal 2024, MAB berkembang menjadi MABCommerce, yang dilengkapi dengan kursus daring bagi para anggota.
Baca juga: Korban Yusuf Mansur Berharap Pada Mabes Polri
Baca juga: Yusuf Mansur jajaki Pondok Pesantren di Inggris
Biaya & Fasilitas
Wirda menegaskan bahwa biaya yang dibayarkan anggota bukan hanya sekadar “uang pendaftaran”, tetapi digunakan untuk akses ke berbagai fasilitas, seperti modul pembelajaran, sesi mentoring, pelatihan, webinar, serta kegiatan religi yang mendukung aspek mental dan spiritual anggota.
Skema Afiliasi
MAB menyediakan produk yang bisa dijual oleh para anggota. Setiap penjualan yang berhasil akan memberikan komisi, sementara pengemasan dan pengiriman ditangani oleh pihak MAB, sehingga anggota tidak perlu memikirkan stok barang atau logistik.
Penekanan
Wirda kembali menegaskan bahwa MAB bukan tempat untuk mendapatkan uang secara instan. Ia menekankan bahwa komunitas ini diciptakan sebagai wadah pembelajaran dan pengembangan kewirausahaan bagi anggotanya.