Jayapura (ANTARA) - Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Rudi Puruwito mengatakan situasi Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, relatif kondusif setelah adanya penyerangan dari anggota Organisasi Papua Merdeka terhadap tenaga kesehatan dan para guru pada Jumat (21/3).
"Masyarakat asli Kampung Yahukimo yang tinggal di sana kini mulai kembali, baik yang lari ke hutan maupun ke kampung sebelah. Berdasarkan data kami baru 34 orang," kata Rudi usai melakukan tinjauan langsung korban kekerasan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Rumah Sakit Marthen Indey, Jayapura, Papua, Senin.
Baca juga: Negara ambil tindakan tegas atas serangan KKB di Anggruk
Menurut Pangdam, saat ini pasukan Rajawali yang melakukan evakuasi korban penyerangan OPM masih melakukan penjagaan di Distrik Anggruk.
"Saat ini enam korban sedang menjalani perawatan intensif dan satu seorang guru kontrak tewas juga disemayamkan di ruang jenazah Rumah Sakit Marthen Indey," ujarnya.
Pangdam menjelaskan lima orang guru kontrak atas nama Kosmas, Fidi Lena, Tari, Paskalia, dan Fanti, serta seorang perawat bernama Irmawati mengalami luka serius akibat kekerasan dari anggota OPM.
Baca juga: Mendikdasmen upayakan temui keluarga korban serangan KKB di Anggruk
"Sedangkan seorang guru kontrak bernama Rosallia Lere Sugem rencananya akan diterbangkan ke kampung halamannya di Flores, Nusa Tenggara Timur," katanya lagi.
Sementara itu, Wakil Bupati Yahukimo Esau Miran mengatakan pemerintah daerah secara resmi akan menyerahkan korban kepada pihak keluarga dan yayasan untuk selanjutnya dikirim ke kampung halamannya.
"Kami sangat menyesalkan adanya aksi kekerasan yang dialami para guru dan tenaga kesehatan di Kampung Yahukimo, padahal mereka ini bekerja untuk mencerdaskan masyarakat setempat," katanya.