60 Persen Uang Beredar Di Enggano Lusuh
Senin, 12 Desember 2016 13:05 WIB 1237
Bengkulu (Antarabengkulu) - Bank Indonesia menyebutkan setidaknya 60 persen uang rupiah yang beredar di Enggano yang merupakan pulau terdepan di Provinsi Bengkulu merupakan uang lusuh yang tidak layak edar.
Deputi Kepala BI Perwakilan Provinsi Bengkulu, Christin Sidabutar di Bengkulu, Senin, mengatakan, untuk menggantikan uang lusuh di Pulau Enggano tersebut, pada 2016 ini BI telah mendistribusikan langsung cetakan uang baru.
"Memang butuh perjuangan, jika berbicara biaya penyaluran ke sana yang sangat tinggi. Tetapi itulah tugas kami, agar masyarakat merasakan hadirnya Indonesia, sebab rupiah juga merupakan identitas bangsa," kata dia.
Pada April 2016, BI mendata rupiah yang beredar di Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara itu yakni sebesar Rp262 juta, sebanyak Rp142 juta merupakan uang lusuh, rusak dan tidak layak edar.
Sementara uang yang layak edar hanya berjumlah Rp120 juta saja. Oleh sebab itu, BI mendistribusikan uang hasil cetak sempurna (HCS) atau cetakan baru sebanyak Rp263 juta untuk menggantikan uang lusuh di pulau yang berjarak lebih 200 kilometer dari Kota Bengkulu itu.
Pada Agustus 2016, BI Bengkulu kembali mendistribusikan sebanyak Rp353 juta uang baru untuk Pulau Enggano. Saat itu didata rupiah yang beredar di pulau terluar Bengkulu ini yakni sebesar Rp350 juta dan sebanyak Rp169,7 juta merupakan uang lusuh.
"Kita sebenarnya mendistribusikan uang cetakan baru ini sebanyak empat kali pada 2016, dua kali kita titipkan pada Bank Bengkulu cabang pembantu di sana," kata dia lagi.
BI Bengkulu mengajak masyarakat setempat untuk menggiatkan gerakan sayang rupiah, setiap tahunnya temuan uang lusuh atau rusak begitu tinggi di pulau berpenduduk sekitar 3.400 jiwa itu.
"Kalau di daerah lain di Bengkulu, kita bisa segera mengganti uang lusuh, tetapi Enggano harus menempuh jarak 32 jam perjalanan pulang pergi menggunakan kapal laut, dan itu juga membutuhkan waktu satu minggu lebih untuk mendistribusikannya," ujar Christin.