Rio De Janeiro (Antara/Xinhua) - Setidaknya 56 orang tewas dalam kerusuhan brutal di sebuah penjara di Manaus, kota terbesar di Brazil utara, dan empat lainnya kehilangan nyawa dalam huru-hara terpisah di penjara yang sama, kata pihak berwenang, Senin.
Kekacauan, yang muncul pada Minggu sore dan berlangsung selama 17 jam sepanjang malam, merupakan akibat dari percekcokan di Kompleks Lembaga Pemasyarakatan Umum Anisio Jobim antara kelompok penjahat Primeiro Comando da Capital (PCC) dan Familia de Norte.
PCC adalah kelompok pengedar narkoba yang berpusat di Sao Paulo dan telah melebarkan sayapnya ke negara-negara bagian lainnya.
Menurut pernyataan lembaga keamanan masyarakat, 56 orang yang tewas itu tampaknya adalah para anggota PCC.
Sebanyak 184 narapidana dipastikan kabur dari penjara sementara sekitar 40 lainnya berhasil ditangkap kembali dalam suatu operasi, menurut sekretariat pemasyarakatan umum Negara Bagian Amazonas.
Huru-hara berhasil dikendalikan pada Senin sekitar pukul 11.00 GMT (18.00 WIB), kata Sekretaris Keamanan Publik, Sergio Fontes, dalam jumpa pers.
Fontes mengatakan sejumlah tubuh yang terpenggal, sebagian besar milik para anggota kelompok penjahat yang terbunuh, dilempar keluar dari dinding penjara.
"Peristiwa ini merupakan babak baru perang sunyi dan kejam perdagangan narkotika," katanya.
Selama kekacauan berlangsung, 12 petugas pengawasan penjara disandera namun kemudian seluruhnya dibebaskan tanpa terluka, menurut Epitacio Almeida, perwakilan Komisi Hak-hak Asasi Manusia setempat.
Luis Carlos Valois, hakim di Amazonas yang berunding dengan para narapidana untuk mengakhiri kerusuhan, mengatakan kepada koran O Globo bahwa banyak di antara yang tewas tersebut dibunuh pada Minggu.
Tak lama setelah keributan muncul di satu unit, puluhan narapidana di unit kedua mulai ramai-ramai melarikan diri dari penjara. Pihak berwenang mengatakan situasi itu merupakan hasil dari upaya yang sudah diatur untuk mengacaukan perhatian para sipir.
Penjara-penjara Brazil dikenal terlalu padat penghuni, yang menyebabkan beberapa kasus kerusuhan maut terjadi pada masa lalu.
Penjara Anisio Jobim memiliki kapasitas untuk menampung 592 orang namun ternyata ada 1.224 narapidana di dalamnya, kata Fontes.
Pemerintah Amazonas telah memutuskan untuk memindahkan sekitar 130 narapidana untuk melindungi mereka.