Kota Bengkulu (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bengkulu Irjen Pol Mardiyono menyebutkan bahwa terapat sebanyak 248 rumah terdampak, dan 20 di antaranya mengalami rusak berat akibat gempa bumi yang terjadi pada Jumat dini hari (23/5/2025).
"Kita baru dapat informasinya, itu termasuk korban gempa juga. Posisi korban saat ini masih di rumah sakit Bhayangkara, dan satu korban kabarnya tadi malam ada yang mau dioperasi," ujar Mardiyono di Kota Bengkulu, Sabtu.
Baca juga: Anggota Komisi VII DPR serahkan bantuan untuk korban gempa di Bengkulu
Baca juga: Kemensos lakukan "trauma healing" bagi korban gempa di Bengkulu
Dia menjelaskan, pada kejadian tersebut juga menyebabkan satu orang meninggal dunia dan dua warga saat ini menjalani perawatan di rumah sakit, yaitu Suheri Lensi (53) warga Kelurahan Dusun Besar Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu dinyatakan meninggal dunia karena memiliki riwayat penyakit jantung dan panik ketika terjadi gempa.
Kemudian untuk dua korban yang saat ini menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu yaitu Rian Saputra (39) warga Kelurahan Sukamerindu Kecamatan Sungai Serut. Dia mengalami patah tulang tangan kiri, dan seorang pelajar yaitu Kalista berusia 16 tahun warga Kelurahan Sawah Lebar Kota Bengkulu yang mengalami luka robek di kaki kanan.
Baca juga: Pemprov Bengkulu targetkan zakat profesi para ASN capai Rp12 miliar
Baca juga: Kemensos serahkan bantuan Rp167 juta bagi korban gempa di Bengkulu
Ia menerangkan, untuk wilayah yang paling berdampak usai terjadinya gempa bumi tersebut yaitu Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Tengah.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu Kharistian Hermansyah menyampaikan bahwa untuk di Kota Bengkulu yang mengalami kerusakan terdiri atas dua unit sekolah, dua unit masjid, dua kantor camat, fasilitas umum, dan 192 rumah warga.
Kemudian, untuk di Kabupaten Bengkulu Tengah yang mengalami kerusakan yaitu berupa enam unit bangunan yang berada di Desa Nakau, Desa Pondok Kubang, satu unit PAUD, dua unit SD, dan satu unit SMK.
Baca juga: Pemprov: Bantuan kebencanaan Pemerintah Pusat tiba di Bengkulu
Baca juga: Pemprov Bengkulu pastikan tidak ada korban jiwa akibat gempa bumi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasuin Geofisika Kepahiang menjelaskan bahwa gempa bumi bermagnitudo 6,0 tersebut disebabkan karena aktivitas deformasi di bawah kerak bumi sehingga dapat dirasakan oleh masyarakat.
"Untuk gempa kali ini disebabkan oleh intarslab atau aktivitas deformasi di bawah kerak bumi. Gempa tersebut dirasakan hampir seluruh provinsi Bengkulu dengan MMI tiga hingga enam MMI," kata Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Pertama Muhammad Najib.
Usai terjadinya gempa yang bermagnitudo 6,0 dengan kedalaman 84 kilometer di bawah permukaan itu, dirinya mengimbau kepada masyarakat jangan termakan isu hoax atau palsu, selalu tenang, selalu siaga, jangan panik dan selalu mencari informasi dari sumber yang terpercaya.