Stockholm (Antara/Reuters) - Dua pemain Manchester United Paul Pogba dan Henrikh Mkhitaryan masing-masing mencetak satu gol saat tim mereka menundukkan Ajax Amsterdam untuk memenangi final Liga Europa dengan skor 2-0 pada Rabu dan lolos ke fase grup Liga Champions musim depan.
Terdapat kegiatan mengheningkan cipta sebelum pertandingan untuk menghormati para korban serangan mematikan terhadap konser musik pop pada Senin di Manchester, di mana 22 orang terbunuh, yang kemudian berubah menjadi tepuk tangan panjang ketika yel-yel "Manchester!" dan "We'll Never Die" disuarakan oleh para penggemar dari Inggris sebelum pertandingan.
Pemain termahal dunia Pogba mengemas gol pembukaan pada menit ke-18 ketika United memenangi bola setelah Ajax melakukan lemparan ke dalam, tembakan pemain Prancis itu terdefleksi untuk mengecoh kiper Andre Onana dan masuk ke dalam gawang.
Mkhitaryan kemudian membukukan gol pada fase awal babak kedua menyusul tendangan sudut kubu United, dan dengan yel-yel "Manchester! Manchester!" bergema di seantero stadion, United mempertahankan kemenangan untuk memenangi satu-satunya trofi Eropa yang absen dari lemari di Old Trafford.
"Kita semua tahu bahwa hal-hal semacam ini menimbulkan kesedihan di seluruh dunia," kata Pogba, mengacu pada serangan itu. "Kami harus fokus. Manchester -- kami menang untuk mereka. Kami bermain untuk Inggris, kami bermain untuk Manchester, dan kami bermain untuk mereka -- orang-orang yang meninggal dunia."
"Tujuannya adalah untuk menang sepanjang musim ini. Kami telah melakukannya dan kami bangga," kata Pogba. "Orang-orang mengatakan kami menjalani musim yang buruk namun imbalannya besar dan kami sekarang telah melakukannya. Kami sekarang memiliki tiga trofi untuk dinikmati," tambahnya.
Kesuksesan United menyusul keberhasilan di Piala Liga dan Community Shield pada musim pertama Jose Mourinho memegang kendali tim di Old Trafford, di mana sepak bola Liga Champions telah diamankan setelah United hanya mampu finis di peringkat keenam di Liga Inggris.
Gebrakan sejak awal
United, yang mengenakan kostum biru sebagaimana yang mereka lakukan saat menjadi pemenang final Piala Eropa pada 1968, melakukan gebrakan sejak awal, di mana Pogba melepaskan sepakan melebar ke tiang dekat pada menit pertama.
Gelandang Prancis itu menguasai seluruh sudut lapangan terlihat sebagai bek tengah ketiga pada satu saat untuk menyundul bola dari area berbahaya, untuk kemudian memberikan umpan-umpan bagus kepada penyerang Marcus Rashford.
Pogba, yang pertama kali didatangkan United pada usia 16 tahun sebelum pergi untuk membela Juventus, membawa timnya memimpin melalui tembakan mendatar dari tepi kotak penalti yang kemudian melambung melewati Onana di gawang Ajax berkat defleksi dari Davinson Sanchez.
Staf kepelatihan Mourinho bersorak-sorak di bangku pemain cadangan sebagai bentuk selebrasi, namun pria Portugal itu tetap tenang.
Ajax, yang menurunkan tim inti termuda di final Eropa, diharapkan dapat segera membalas seperti saat mereka menang 4-1 atas Olympique Lyonnais pada pertandingan leg pertama semifinal mereka.
Namun justru tim Belanda itu diredam oleh United, kesulitan melewati Marouane Fellaini dan pemain terbaik pertandingan ini Ander Herrera di lini tengah, dan direpotkan oleh kecepatan lari Rashford.
Mereka jarang mengancam pada babak pertama dan tidak memiliki waktu untuk mengatur irama permainan pada babak kedua ketika Mkhitaryan menjadi sosok yang paling cepat bereaksi dari tendangan sudut, pemain Armenia itu melompat untuk menyambar bola ke bagian atas gawang pada menit ke-48.
Ajax menguasai bola sepanjang sisa permainan namun jarang terlihat dapat melewati United, yang menyelesaikan pertandingan untuk mempertahankan rekor 100 persen Mourinho di final-final Eropa dan mengantarkan gelar benua Eropa yang absen dari koleksi mereka.