Bengkulu (ANTARA) - Bupati Bengkulu Selatan (BS) Rifai Tajudin memastikan situasi daerah dalam keadaan aman dan kondusif pasca-terjadinya penembakan lima petani di Pino Raya oleh karyawan perusahaan perkebunan PT Agro Bengkulu Selatan pada Senin 24 November 2025.
"Di lapangan saya pastikan aman sampai dengan sore kemarin tidak ada panas juga ya tapi itu udah mudah mudahan ke depan kita akan carikan formulasinya yang paling tepat (sebagai upaya penyelesaian konflik agraria)," kata Bupati Bengkulu Selatan Rofai Tajudin di Bengkulu, Selasa.
Dia mengatakan pemerintah daerah tidak hanya memastikan penanganan medis untuk korban saja, tetapi juga turun ke lapangan memastikan situasi tidak lagi panas seperti Senin siang.
"Di lapangan kondusif, di rumah sakit antara dua pihak walaupun satu rumah sakit (perawatan) tapi tidak ada yang terjadi, hal-hal gesekan yang timbul, alhamdulillah," kata dia.
Rifai menyebutkan pemerintah daerah segera membentuk tim khusus sebagai tindak lanjut penanganan konflik yang terjadi antara masyarakat dan perusahaan perkebunan tersebut.
Dia juga mengajak semua pihak untuk tidak menyebarkan hal-hal provokatif yang dapat menyulut emosional kedua belah pihak dan menyebabkan gangguan keamanan di Kabupaten Bengkulu Selatan, khususnya di Pino Raya.
"Juga kita pada teman-teman lainnya berharap untuk tidak memberikan informasi-informasi yang bersifat lebih memprovokasi demi memberikan rasa aman di lapangan," ucapnya.
Sementara itu, Kepolisian Daerah Provinsi Bengkulu menyebutkan penyidik kepolisian sedang mendalami kasus dan kepemilikan senjata api pasca-penembakan lima petani akibat konflik agraria di Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan pada Senin 24 November 2025.
Kabid Humas Polda Bengkulu, Kombes Pol. Andy Pramudya Wardana mengatakan penyidik juga mendalami soal penggunaan senjata tajam pada konflik tersebut dan juga melakukan pencarian barang bukti senjata tajam yang belum ditemukan.
Dia menjelaskan, pada siang Senin 24 November 2025 terjadi konflik antara karyawan PT Agro Bengkulu Selatan atau PT ABS dengan masyarakat yang mengatasnamakan forum masyarakat Pino Raya atau FMPR.
Pukul 13.00 WIB lanjut dia telah terjadi konflik antara PT ABS atau karyawan dari PT ABS sebanyak kurang lebih 10 orang dengan masyarakat yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Pino Raya yang kurang lebih berjumlah 40 orang.
Petani menuntut PT ABS untuk menghentikan kegiatan mereka membuka jalan dengan buldoser pada lahan yang disengketakan tersebut.
Akibat kejadian tersebut lima petani mengalami luka tembak, yang salah satunya tertembak di perut yang tembus ke punggung. Satu orang lagi yakni karyawan PT Agro Bengkulu Selatan mengalami luka senjata tajam.
