Bengkulu (Antara) - Organisasi Peduli Perempuan, Cahaya Perempuan Womens Crisis Center (WCC) menyebutkan sejak awal 2017 hingga saat ini terjadi 28 kasus kekerasan seksual di Provinsi Bengkulu.
"Itu yang kami dampingi saja, masih ada kasus lainnya yang didampingi oleh organisasi lain," kata Direktur Cahaya Perempuan WCC Artety Sumeri di Bengkulu, Senin.
Menurut dia, perlu perhatian lebih dari semua kalangan untuk mengurangi kasus kekerasan seksual itu, khususnya yang terjadi pada perempuan dan anak.
"Masyarakat harus diedukasi lagi agar tidak menjadi korban atau pun pelaku, ke depan juga penting adanya kurikulum khusus di sekolah terkait ini," kata dia.
Penyebab tingginya kekerasan seksual, lanjut dia, salah satunya karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran keluarga mengenai kesehatan seksual dan reproduksi.
Ditambah lagi, sebagian besar warga masih menganggap tabu jika membicarakan tentang alat reproduksi, sehingga anak-anak tidak mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang itu.
"Karena awam, anak-anak menjadi rentan terhadap kekerasan dan pelecehan seksual, mereka juga tidak cakap mengenali adanya bahaya di sekelilingnya," kata Artety.
Dalam memperingati Hari Kesehatan Seksual, Cahaya Perempuan WCC bersama organisasi perempuan yang ada di Bengkulu melakukan kegiatan diskusi kritis mencoba merangkum program edukasi kesehatan reproduksi keluarga.
"Pada dasarnya keluarga merupakan basis pertahanan pertama dan tempat terbaik untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi, dan mencegah terjadinya kekerasan seksual," ujarnya. ***4***
WCC: 28 Kekerasan Seksual Terjadi Di Bengkulu
Senin, 25 September 2017 13:28 WIB 3600