Pemkot Bengkulu diminta jadikan pariwisata penggerak pertumbuhan

Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Anggota Komisi X DPR RI Dewi Coryati menyarankan pasangan Wali Kota Bengkulu yang baru saja dilantik mampu mengembangkan sektor pariwisata hingga menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi setempat.

"Ya, kita mengucapkan selamat kepada wali kota yang baru, dan kita tentunya berharap fokus pengembangan potensi wisata di tangan pasangan wali kota yang baru ini," kata Dewi Coryati, di Bengkulu, Senin.

Menurut Dewi, Kota Bengkulu tidak memiliki daerah pertanian yang bisa dimaksimalkan, daerah itu juga masih jauh tertinggal jika harus bersaing menjadi kota industri.

"Nah pariwisata lah yang dapat kita maksimalkan, biayanya tidak semahal yang lain dan pendapatan yang akan diterima sangat menjanjikan," kata dia.

Kota Bengkulu sudah diberikan sumber daya alam yang menjanjikan. Destinasi wisatanya tutur Dewi, memiliki karakter begitu kuat.

Contohnya seperti wisata sejarah, kota ini dikenal dengan tempat pengasingan Presiden Soekarno, dan Bung Karno kemudian menemukan pujaan hatinya, Fatmawati.

Bengkulu juga memiliki benteng peninggalan Inggris yang sudah berumur 299 tahun. Benteng bernama Marlborough tersebut merupakan salah satu benteng terbesar di Asia Tenggara.

Lebih lanjut lagi, kota ini juga memiliki wisata pantai yang bahkan tak kalah cantiknya kalau dibandingkan dengan destinasi di provinsi lain, dan terbentang sepanjang hampir empat kilometer.

Pantai Bengkulu, terdiri dari empat destinasi dengan karakter berbeda, yakni pantai pasir putih, tempat bermain pasir dan berjemur bagi turis.

Kemudian Pantai Panjang sebagai lokasi selancar, Pantai Zakat wahana bermain air dan berenang, dan Pantai Berkas yang dilengkapi taman bermain keluarga.

"Kota Bengkulu juga memiliki danau yang indah, kita bisa menyaksikan matahari terbit, dan disana juga tumbuh anggrek langka, yakni anggrek pensil," ujarnya.

Dengan begitu besarnya potensi wisata, sudah seharusnya Kota Bengkulu membangun fondasi layaknya seperti yang telah dilakukan oleh Bali, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat, atau beberapa daerah lainnya.