Bogor (ANTARA) - Suharso Monoarfa menegaskan dirinya akan mundur dari jabatan sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) karena akan fokus untuk membesarkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) agar terus eksis dan tetap berada di parlemen.
"Setelah dikukuhkan sebagai Plt (pelaksana tugas) ketua umum, saya akan menyediakan banyak waktu mengawasi dan mengecek kegiatan PPP di seluruh daerah di Indonesia. Agar fokus, saya akan mundur dari Wantimpres," kata Suharso Monoarfa, menjawab pertanyaan wartawan di lokasi Mukernas III PPP, di Cisarua, Rabu (20/3) malam.
Suharso menegaskan, PPP harus diselamatkan agar terus eksis dan tetap berada di parlemen, sehingga PPP harus melampaui syarat "parliamentary threshold" empat persen untuk berada di parlemen.
Menurut Suharso, dalam sisa waktu yang hanya tinggal 27 hari menuju ke Pemilu 209, dirinya akan mengunjungi seluruh daerah di Indonesia untuk mengawasi dan mengecek kerja struktur partai, yakni DPW dan DPC PPP di seluruh Indonesia.
"Saya akan militan untuk membesarkan PPP. Saya akan mematuhi keputusan-keputusan dalam Muktamar, karena hal itu adalah keputusan partai. Namun saya juga akan mengawasi dan mengecek kerja saudara-sudara, di provinsi dan kabupaten kota," katanya.
Suharso menegaskan, dalam sisa waktu yang tidak sampai satu bulan menuju Pemilu 2019, dirinya akan militan untuk membesarkan partai, tapi dia juga meminta struktur di daerah, terutama DPW dan DPC, untuk kompak, loyal, dan militan dalam membesarkan partai.
Suharso mengingatkan, PPP pernah jadi partai besar pada era Orde baru hingga awal reformasi. PPP memperoleh 59 kursi pada pemilu 2004 dan berada di posisi keempat. "Ini fakta, tercatat dalam sejarah, dan ada blue print-nya," katanya.
Namun, pada pemilu-pemilu berikutnya, perolehan suara dan kursi parlemen terus menurun. "Ini harus menjadi koreksi bagi seluruh kader dan kemudian berusaha keras untuk bangkit membesarkan partai," katanya.
Jadi Plt Ketum PPP, Suharso tegaskan mundur dari Wantimpres
Kamis, 21 Maret 2019 10:46 WIB 813