Kepahiang (ANTARA) - Banjir yang melanda tiga desa di Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, Jumat malam telah menyebabkan puluhan ternak kambing mati terendam.
"Jumlahnya kalau satu desa ini puluhan ekor bisa ratusan ekor, ini contohnya saja punya saya ada enam ekor, kemudian tetangga saya ada sampai 11 ekor dan belum lagi yang lainnya," kata Casmidi (60), warga Dusun l, Desa Air Hitam, Sabtu.
Ternak kambing miliknya itu ujar Casmidi, saat kejadian berada didalm kandang belakang rumahnya. Saat banjir dirinya tidak sempat menyelamatkan peliharaannya itu sehingga ada yang mati terendam dan ada juga yang hanyut dibawa banjir bersama kandangnya.
Selain kehilangan enam ekor kambing dia juga mengaku mengalami kerugian hingga puluhan juta akibat beras sekitar 10 ton dan pupuk dikios pertanian yang dikelola anaknya sebanyak 12 ton ikut terendam banjir.
Baca juga: Anggota TNI/Polri diterjunkan bantu korban banjir di Kepahiang
Baca juga: Ini jalan dan jembatan rusak akibat banjir di Bengkulu
Sementara itu, Sugianto (55) warga Desa Air Hitam lainnya mengatakan selain ada ratusan ekor kambing yang mati juga ribuan ekor ternak unggas lainnya.
"Ada yang 11 ekor, paling sedikit empat ekor kambing, karena disini memang banyak warga yang memelihara kambing. Kalau sawah ada sekitar 83 hektare, di mana sebagian sudah panen dan sebagian lagi baru selesai menanam padi," jelasnya.
Besarnya banjir yang melanda Desa Air Hitam dan desa lainnya itu kata Sugianto merupakan yang terbesar sejak mereka tinggal ditempat itu. Banjir ini diduga akibat keterlambatan petugas PLTA Musi membuka pintu air dibagian hilir sehingga menyebabkan desa mereka terendam banjir saat hujan deras yang turun dari Jumat petang hingga malam tersebut.
"Kami akan melakukan demo ke PLTA Musi menuntut ganti rugi, karena mereka desa kami kebanjiran, gagal panen, banyaknya ternak yang mati, hilangnya hasil panen dan lainnya. Selama ini memang sering banji tapi tidak sampai menenggelamkan rumah maupun sawah kami," urainya.
Sedangkan Kepala BPBD Kepahiang, Taufik menjelaskan, banjir yang melanda saerah itu akibat hujan lebat yang turun seharu sebelumnya. Banjir mulai merendam pemukiman dan areal pertanian Jumat malam (26/4) sekitar pukul 22.00 WIB.
"Kejadiannya di tiga desa yakni Desa Suro Bali, Air Hitam dan Tanjung Alam. Dan mulai malam tadi kami bersama tim gabungan TNI/Polri sudah turun membantu warga. Namun karena akses jalannya terputus sehingga mobil dapur umum, mobil logistik, tangki air bersih belum bisa masuk," jelasnya.
Banjir yang melanda daerah itu kata dia, terbesar dalam beberapa puluh tahun belakangan, di mana selain merendam ratusan rumah warga, areal pertanian, usaha keramba ikan termasuk banyaknya ternak yang mati juga merusak jalan utama desa serta jembatan, namun jumlah persisnya masih dalam pendataan pihaknya.
Pantauan di lapangan, hingga pukul 15.00 WIB kondisi banjir ini sudah mulai surut, dibeberapa sudut waga mulai melakukan pembersihan rumah mereka dari lumpur, namun beberapa rumah yang berada didekat Sungai Musi masih terendam kendati sebelumnya sempat mencapai tiga meter kini tinggal selutut orang dewasa.
Baca juga: Sekolah dan rumah di Kecamatan Lubuk Pinang terendam banjir
Baca juga: Dua orang anak meninggal akibat banjir di Bengkulu
Baca juga: Malam ini, Rejang Lebong dilanda banjir dan longsor
Puluhan ternak kambing mati terendam banjir di Kepahiang
Sabtu, 27 April 2019 18:29 WIB 3125