Pengamat : Demokrat akan suram dengan "preman politik"

Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Pengamat politik dari Universitas Bengkulu Lamhir Syam Sinaga berpendapat bahwa masa depan Partai Demokrat akan suram jika mengedepankan gaya "preman politik".

Ia mengatakan hal itu terkait kericuhan yang terjadi dalam Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) DPD Partai Demokrat Provinsi Bengkulu pada Sabtu (29/9).

"Bentrok dan kekerasan, serta main ancam dalam politik mestinya tidak perlu dilakukan. Dalam politik, seharusnya mengedepankan argumentasi dan negosiasi, baik kubu pro dan kontra," katanya di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan, dalam berpolitik seharusnya mengedepankan rasionalitas dan persuasif, bukan sebaliknya mengedepankan emosi dan konfrontatif.

Sikap yang dipertontonkan oleh kader-kader Demokrat dalam Musdalub itu menurutnya tidak mencerminkan sosok politisi bahkan negarawan yang baik.

"Sebagai pengamat, sebenarnya saya berharap Demokrat diisi para negarawan tapi dengan kejadian itu, saya berfikir banyak preman politik," katanya menerangkan.

Premanisme dalam politik kata dia, sama sekali tidak memberikan pendidikan politik bagi masyarakat.

Padahal, tugas partai politik adalah memberikan pendidikan politik.

Kekerasan yang dipertontonkan oleh kader-kader Demokrat tersebut, menurutnya justru akan membuat partai itu memiliki masa depan yang suram.

"Masyarakat akan mengalihkan dukungannya. Karena dalam politik itu, tidak ada pertemanan yang sejati, yang ada kepentingan sejati," katanya.

Kalau, kepentingannya sudah tidak ada masyarakat akan mengalihkan dukungan kepada partai lain.

Musdablub DPD Demokrat yang seyogyanya digelar untuk memilih pengganti Ketua DPD Demokrat Provinsi Bengkulu nonaktif Murman Efendi yang menjalani vonis atas kasus korupsi, berakhir tanpa keputusan karena sejumlah kader menolak kegiatan itu.

Pelaksana tugas Ketua DPD Demokrat Provinsi Bengkulu Dian Syakhroza mengatakan Musdalub diundur hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

"Kami akan berkoordinasi dengan DPP tentang aspirasi para kader yang pro dan kontra dengan Musdalub," katanya. (ANT)