Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Sebagian besar warga Kota Bengkulu pemilik unggas yang terjangkit virus flu burung (H5N1) masih enggan menyerahkan unggasnya yang masih hidup untuk dimusnahkan secara sukarela.
"Sebagian besar warga daerah ini masih enggan menyerahkan unggas peliharaannya yang terjangkit virus flu burung untuk dimusnahkan secara sukarela dengan berbagai alasan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu, Arif Gunadi, di Kota Bengkulu, Selasa.
Ia menjelaskan, warga tidak mau memusnahkan ayam, itik, bebek dan burung peliharaannya yang terjangkit virus flu burung dengan alasan karena masih sayang terhadap ternaknya yang masih hidup. "Selain itu warga tak mau menyerahkan unggas peliharaannya karena tidak menerima ganti rugi atas pemusnahan yang dilakukan petugas secara massal," katanya.
Tim Penanggulangan Penyakit Flu Burung Distannak Kota Bengkulu, Heni mengatakan, selalu meminta seluruh pemilik unggas yang terjangkit virus flu burung untuk memusnahkan ternaknya. "Pemusnahan unggas terjangkit virus flu burung merupakan salah satu cara yang efektif untuk memutus rantai penyebaran ke unggas lainnya," katanya.
Akibat sebagian besar warga tak mau unggasnya dimusnahkan, penyebaran virus flu burung di Kota Bengkulu tergolong cenderung cepat menyebar ke beberapa kelurahan pada Oktober 2012. "Wilayah yang positif terjangkit virus flu burung antara lain Kelurahan Lingkarbarat, Bentiring, Kebunbeler, Sidomulyo, Dusunbesar dan Timurindah," katanya.
Dari enam kelurahan, baru dua warga Kelurahan Kebun Beler yang bersedia ayamnya dimusnahkan secara sukarela. "Sembilan ekor ayam saya dimusnahkan karena sembilan ekor lainnya telah mati akibat terjangkit flu burung dalam dua hari terakhir," kata warga Kebun Beler, Suminah.(MAM)