Bengkulu (ANTARA) - Rapat Koordinasi (Rakor) Gubernur se - Sumatera tahun 2019 yang digelar di Kota Bengkulu pada 8 hingga 10 Juli 2019 melahirkan kesepakatan yang dituangkan dalam "Memorandum of Rafflesia" yang berisi 11 poin tentang percepatan pembangunan Pulau Sumatera.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan ada beberapa isu pokok yang dibahas dalam rakor ini terkait peningkatan peran Pulau Sumatera dalam pembangunan ekonomi nasional diantaranya pembangunan infrastruktur di kawasan Pulau Sumatera serta peningkatan konektivitas di Pulau Sumatera.
“Pengelolaan komoditas unggulan Pulau Sumatera, upaya pelestarian sumberdaya alam dan kehutanan Pulau Sumatera dalam konteks ekonomi nasional serta perlindungan perempuan dan anak,” sebut Gubernur Rohidin.
Rakor ini juga dihadiri seluruh Kepala Bappeda se- Sumatera, Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat dan Sumatera Utara serta Staff Ahli Bidang Pemerataan Kewilayahan Kementerian BPN/Bappenas RI, Pakar Hukum Tata Negara dan Sekretaris Menteri PPPA RI.
Dijelaskan Gubernur peran Pulau Sumatera dalam konteks nasional sangatlah berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi nasional sebab Pulau Sumatera memberikan kontribusi sebesar 21-22 persen pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca juga: Gubernur Babel-Sumsel matangkan usulan jembatan Selat Bangka
“Kalau kita melihat struktur ekonomi seperti ini maka Pulau Sumatera memiliki potensi yang sangat besar untuk mendorong perkembangan pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Gubernur Rohidin.
Hasil dalam kesepakatan tersebut, menurut Gubernur Rohidin akan ditindaklanjuti dengan melakukan pertemuan kembali di Provinsi Bengka Belitung guna membahas rencana aksi, bersama seluruh Bappeda se-Sumatera dan dikonsolidasikan dengan DPD se-Sumatera.
“Setelah itu baru akan dimintakan waktu untuk rapat terbatas dengan Presiden dan Wakil Presiden RI bersama kementerian terkait, mengenai rencana aksi yang sudah disepakati bersama ini,” ucapnya.
Adapun isi "Memorandum of Rafflesia" adalah mendorong peningkatan konektivitas di Pulau Sumatera melalui dukungan percepatan pembangunan jalan tol trans sumatera dan rel kereta api sumatera yang menghubungkan provinsi-provinsi di pulau sumatera dan terintegrasi dengan pelabuhan-pelabuhan startegis di masing-masing wilayah, mendukung pelaksanaan program tol laut melalui pengembangan pelabuhan –pelabuhan di wilayah barat Pulau Sumatera dan penguatan posisi pelabuhan Sabang serta mendorong jalur pelayaran wilayah barat Pulau Sumatera sebagai jalur alternatif pelayaran selain Selat Malaka.
Baca juga: Rakor gubernur se-Sumatera bahas delapan program strategis
Berikutnya mendukung percepatan penetapan dan pengembangan pelabuhan Provinsi Bengkulu, Batam Provinsi Riau, Sungai Liat dan Tanjung Gunung Kepulauan Bangka Belitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) agar dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Pulau Sumatera serta mendorong pemerintah untuk menfasilitasi pembentukan KEK lainnya di Pulau Sumatera yaitu, Kula Enok dan Pulau Rupat Provinsi Riau serta Mandeh dan Siberut Mentawai Provinsi Sumatera Barat, meningkatkan konektivitas Pulau Sumatera dan Pulau Jawa melalui percepatan realisasi pembangunan jembatan Selat Sunda, agar dapat mewujudkan pemerataan pembangunan antara Pulau Sumatera dan Pulau jawa.
Kelima, mendukung pembangunan kepulauan di Pulau Sumatera melalui percepatan jembatan Selat Bangka yang menghubungkan Kepulauan Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Sumatera Selatan serta jembatan Batam–Bintan Provinsi Kepulauan Riau untuk meningkatkan konektivitas serta mendorong pemerintah pusat untuk segera mengesahkan rancangan Undang-uUndang Daerah Kepulauan, membentuk Satgas perlindungan perempuan dan anak tingkat desa melalui APPDes.
Mengembangkan kopi Sumatera sebagai komoditas unggulan pulau Sumatera dengan membangun pusat perdagangan kopi yang terintegrasi (Sumatera Trading Coffe House) sebagai pusat kerjasama pemasaran dan peningkatan kualitas produk mulai dari tanam hingga hilirisasi, meningkatkan peran Pulau Sumatera dalam pertumbuhan ekonomi nasional melalui optimalisasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru dan meningkatkan produktifitas serta hilirisasi komoditas unggulan Pulau Sumatera yang saat ini sudah menjadi unggulan masing-masing provinsi.
Mengusulkan Provinsi Lampung sebagai salah satu alternatif untuk dikaji sebagai Ibukota negara Republik Indonesia dalam rangka mengakselerasi pemabngunan pulau sumatera dan pembangunan nasional, mendorong peningkatan peran pulau Sumatera sebagai pendukung logistik komoditas pangan untuk Pulau Jawa dan terakhir, bersama-sama meningkatkan pengawasan dan pengamanan terhadap peredaran narkoba, human trafficking dan illegal fishing.
Baca juga: Enam gubernur di Pulau Sumatera hadiri rapat koordinasi di Bengkulu
Rakor gubernur se-Sumatera Lahirkan "Memorandum of Rafflesia"
Rabu, 10 Juli 2019 16:58 WIB 93433