Bengkulu (ANTARA) - Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan bahwa penanggulangan peredaran narkoba harus dilakukan dengan ekstrem kalau perlu menembak mati di tempat bagi pengedar narkoba. Hal ini sampaikan gubernur saat menghadiri kampanye stop narkoba yang diadakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bengkulu.
"Saya kira penegakan hukum secara tegas kepada pengedar, siapapun dia tembak di tempat harus dilakukan. Saya sangat suport, mendukung dan meminta itu," kata Rohidin Mersyah di Bengkulu, Rabu.
Baca juga: Agustus Bengkulu sudah punya Wagub
Ia mengatakan bahwa persoalan utama narkoba berada pada peredaran.
Kemudian, para pengguna narkoba harus segera direhabilitasi.
Oleh karena itu saat ini ada masyarakat yang menghibahkan tanahnya untuk dibangun pusat rehabilitasi bagi pengguna narkoba karena saat ini pusat rehabilitasi digabung di rumah sakit jiwa ketergantungan obat (RSJKO).
"Kami dari pemerintah dan dinas kesehatan berupaya untuk menyediakan peralatan dan alat medis yang dibutuhkan," terangnya.
Baca juga: Zamlarini putri Gubernur Bengkulu juarai Olimpiade Kreativitas di Korea Selatan
Kepala BNN Provinsi Bengkulu Brigjen Pol Agus Riansyah mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya sedang berupaya mengkampanyekan anti narkoba untuk masyarakat Bengkulu serta program milennial sehat tanpa narkoba menuju Indonesia Emas tahun 2019 hingga 2025.
"Saat ini kami mengkampanyekan narkoba khususnya untuk kaum milennial tahun 2020 hingga 2025," katanya.
Apalagi saat ini di Provinsi Bengkulu hanya memiliki tiga kantor BNN yaitu BNN Provinsi Bengkulu, BNN Kabupaten Bengkulu Selatan dan BNN Kota Bengkulu.
Untuk diketahui ada sekitar 839 jenis narkoba di dunia. Di Indonesia jenis narkoba ada sekitar 74 dan 8 jenis sedang berusaha untuk masuk ke Indonesia.
Baca juga: Golkar bentuk tim penjaringan unsur pimpinan dewan provinsi
Baca juga: Gubernur berharap krisis listrik Mukomuko cepat tuntas
Rohidin: pengedar narkoba perlu ditembak mati
Rabu, 31 Juli 2019 12:17 WIB 1980