“Hingga bulan Agustus sebanyak 67 kasus DBD, bulan September bertambah menjadi 88 kasus,” kata Pengelola Program DBD Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Bara Lendra dalam keterangannya di Mukomuko, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu berdasarkan laporan terkait jumlah kasus DBD sejak bulan Januari hingga September 2019 dari sebanyak 17 puskesmas yang tersebar di 15 kecamatan di daerah ini.
Ia menyatakan, berdasarkan laporan terkait jumlah kasus DBD setiap bulan dari 17 puskesmas di daerah ini, kasus DBD paling banyak terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2019.
Selain itu, jumlah kasus DBD yang paling banyak terjadi di sejumlah wilayah kerja puskesmas Bukit Mulya, Kecamatan Penarik dan wilayah kerja puskesmas Kecamatan Lubuk Pinang.
Sedangkan usia warga masyarakat setempat yang menderita penyakit DBD terhitung selama sepuluh bulan terakhir ini, katanya, rata-rata warga ini berusia berkisar 15 – 44 tahun.
Ia mengatakan, mayoritas dari sebanyak 88 warga setempat ini diduga tertular penyakit DBD yang beradal dari luar daerah atau impor. Warga ini bepergian keluar daerah kemudian pulang terkena penyakit ini.
“Kami menduga penderita ini tertular penyakit ini dari luar daerah dari hasil penyelidikan epidemiologi (PE) tidak ditemukannya adanya jentik nyamuk yang menularkan penyakit ini di tempat penderita DBD,” katanya.
Ia menyatakan, instansinya sudah melakukan 61 kali fogging atau pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa di sekitar pemukiman atau dekat tempat tinggal penderita DBD.
Kegiatan pengasapan di lokasi perumahan warga yang positif DBD di daerah ini masih kurang dari sebanyak 88 kasus DBD tahun ini. Kekurangannya dilanjutkan dalam bulan Oktober tahun ini, demikian Bara Lendra.