Peshawar, Pakistan (ANTARA Bengkulu) - Sekitar 200 militan bersenjata berat menyerbu dua kamp pasukan paramiliter di Pakistan baratlaut, Kamis, membunuh dua prajurit dan menculik sedikitnya 22 orang, kata beberapa pejabat.
Kelompok militan itu menyerang kamp-kamp Kohi Hasankhel dan Jona Khawar di luar Peshawar, kata pejabat pemerintah daerah Naveed Akbar kepada AFP.
"Tembak-menembak berlangsung sekitar satu jam, dan mereka membunuh dua prajurit, mencederai satu orang dan menculik 22 lain," katanya.
Seorang pejabat keamanan mengkonfirmasi bahwa 22 anggota milisi suku hilang dari kamp-kamp itu, yang terletak di sebuah daerah pegunungan dan keduanya berjarak sekitar tiga kilometer.
Kamp-kamp itu berada di dekat kawasan suku yang berbatasan dengan Afghanistan dan dianggap sebagai sarang Taliban dan militan yang terkait dengan Al Qaida.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.
Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.
Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.
Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011. (Antara)
Militan culik 22 prajurit Pakistan
Jumat, 28 Desember 2012 8:02 WIB 984