Bengkulu  (ANTARA Bengkulu) - Rumah Sakit Umum Daerah M Yunus Bengkulu mengusulkan perbaikan ruang isolasi bagi pasien flu burung ke Kementerian Kesehatan.

"Kondisi ruang isolasi tidak memenuhi standar kesehatan dan masih minimnya peralatan pendukung," kata Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD M Yunus Lista Cerlyviera di Kota Bengkulu, Kamis.

Perbaikan ruang isolasi tersebut mendesak sebab pasien terduga flu burung belum mendapat perawatan yang optimal.

Termasuk penanganan pasien yang positif terjangkit virus flu burung, MF (24) warga Unib Permai yang akhirnya meninggal dunia.

Ia menjelaskan, ada 26 alat yang harus dipenuhi agar ruang tersebut masuk dalam standar yang ditetapkan.

"Proposalnya sudah kami sampaikan kepada Plt Gubernur Bengkulu agar disampaikan ke Kemenkes," tambahnya.

Menurutnya, sebelumnya pihak rumah sakit pernah menerima bantuan alat fentilator dari Kemenkes pada awal kasus flu burung merebak.

Namun, karena tidak ada kasus ditemukan di Bengkulu dalam waktu tertentu, alat itu dipergunakan untuk menangani penyakit lainnya.

"Ternyata dalam pekan ini saja ada dua kasus dimana satu kasus dinyatakan positif sehingga kami menganggap perlu penambahan alat itu," katanya.

Saat ini kata dia di ruang isolasi flu burung hanya tersedia fentilator yang sudah rusak.

Berdasarkan standar protap, ruang isolasi setidaknya dilengkapi sembilan alat yakni fentilator dan monitor, dimana setiap ruangan disediakan satu buah alat tersebut dan jaringan oksigen sentral.

Selain itu, untuk alat perlindungan lengkap, seharusnya ada baju khusus yang digunakan sekali pakai.

Peralatan pendukung lainnya yakni alat pelindung seperti sarung tangan, kaca mata dan sepatu khusus.

"Tiga peralatan terakhir ini bisa didaur ulang dengan mencuci menggunakan 'bayclean', sehingga bisa dipergunakan lagi," katanya.

Selain peralatan, ruangan di kamar isolasi juga harus benar-benar bersih dan steril, layaknya kamar operasi dan setiap dokter yang memeriksa berdasarkan shif yang ada.

Kasus kematian manusia akibat firus flu burung merupakan kasus pertama di Bengkulu, serta kasus kelima di seluruh Indonesia.

Plt Gubernur Bengkulu Juanidi Hamsyah mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan Menteri Kesehatan dan akan melakukan pertemuan khusus di Jakarta, terkait kasus meninggalnya seorang warga Kota Bengkulu akibat virus flu burung.

"Pertemuannya akan digelar besok dan seluruh kendala dan kondisi di Bengkulu akan kami sampaikan langsung ke Menteri," katanya. (KR-RNI)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012