Den Haag (Antara Bengkulu) - Kegiatan pelatihan angklung dan tari poco-poco memeriahkan acara Pasar Malam Indonesia (PMI) hari kedua yang diselenggarakan di Lapangan Malieveld, Den Haag, Belanda, Kamis (21/3).
Sekitar seratus pelajar, mahasiswa, serta warga setempat berbaur bersama warga Indonesia mengikuti pelajaran singkat memainkan angklung, alat musik khas tanah Parahyangan, dengan panduan ibu-ibu Dharma Wanita KBRI Den Haag.
Tidak kurang 120 alat angklung yang terbagi dalam beragam nada dipegang masing-masing peserta dan dibunyikan sesuai dengan komando dirijen di atas panggung.
Tidak kurang dari 10 lagu berhasil dimainkan, termasuk lagu Bengawan Solo yang membuat kagum peserta dari warga Belanda yang baru memainkan angklung, alat musik yang diakui PBB tahun 2010 sebagai alat musik asli Indonesia itu.
Utami Wicaksono, dari Dharma Wanita KBRI Den Haag yang mengelola kursus, itu mengaku cukup puas dengan latihan singkat setengah jam, namun bisa membawakan banyak lagu dengan iringan angklung yang harmonis sampai satu setengah jam.
"Cukup puas saya, ini ada 10 lagu lebih yang berhasil dibawakan, dan mereka cukup antusias," katanya.
Hans Hijkman (80), mantan tentara Belanda, sengaja datang untuk ikut memainkan musik angklung dan bermain poco-poco.
"Saya pernah di Bandung dan pernah main angklung. Saya rasa ini musik yang eksotik dan tidak ada di negara lain," katanya yang pernah dua tahun menjalani dinas militer di Indonesia.
Sekelompok pelajar SD Vuurvlinder Den Haag juga tampak antusias mengikuti kursus singkat angklung yang dilanjutkan dengan kursus tarian poco-poco.
Namun saat bermain poco-poco yang cukup sulit akhirnya mereka menari-nari dengan gerakan yang bebas dan tidak mengikuti peserta dari kalangan mahasiswa dan orang tua yang tampak lebih kompak.
Dubes Indonesia untuk Belanda Retno Marsudi yang hadir pada acara itu mengaku bahwa dua pelatihan itu merupakan hal yang baru dalam Pasar Malam Indonesia, selain rencana diskusi yang menghadirkan sejumlah politikus dari Indonesia yang menggambarkan kekuatan demokrasi di Indonesia.
"Kita ingin memberikan nuansa lain bahwa di balik promosi wisata, produk Indonesia dan investasi, juga ada pelatihan dan seminar tentang perkembangan demokrasi di Indonesia," katanya.
Pasar Malam Indonesia 2013 merupakan penyelenggaraan yang ke empat kali dan menjadi ajang promosi terpadu dan komprehensif Indonesia di bidang perdagangan, pariwisata, investasi (TTI), promosi kekayaan seni budaya dan kuliner Indonesia kepada publik Belanda dan Eropa secara luas.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Belanda Frans Timmermans dalam sambutan pembukaan, Rabu (20/3) malam menyatakan kekagumannya atas penyelenggaraan Pasar Malam Indonesia.
Dia juga mengungkapkan kunjungannya ke Jakarta sebulan yang lalu merupakan pengalaman yang tidak terlupakan.
"Sekali anda bersentuhan dengan Indonesia maka anda tidak dapat meninggalkannya," kata Menlu Timmermans sembari menambahkan hubungan Indonesia dan Belanda selama ratusan tahun tidak pernah terputus, bahkan senantiasa terbina dengan baik.
"Kami ingin anda menjadi bagian dari negeri kami agar kita bisa saling berbagi," katanya.
Sebagaimana PMI sebelumnya, PMI tahun 2013 mendapatkan dukungan dari lembaga pemerintah, baik pusat maupun daerah, BUMN maupun swasta seperti Garuda Indonesia, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Komunikasi dan Informasi.
Dukungan juga diberikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Kota Bogor, Bank Rakyat Indonesia, Asosiasi Pengusaha Wanita Indonesia, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, PT Angkasa Pura II, PT Pelindo I - IV, dan PT Indofood.
Pelatihan angklung warnai pasar malam Indonesia di Den Haag
Jumat, 22 Maret 2013 8:09 WIB 1311