Kediri (ANTARA) - Lilik Rahayu (40), warga Desa Doko, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, berinovasi di masa pandemi COVID-19, dalam usaha dengan mengolah batang pisang menjadi keripik.
Lilik mengaku awalnya mempunyai usaha membuat tempe mendoan. Lauk itu dijualnya dalam bentuk mentah. Ia mencari daun pisang sebagai bungkus tempe mendoan yang dijualnya, dan berinisiatif mencoba mengolah batang pisang agar punya nilai jual.
"Jika mencari daun pisang kan batangnya selama ini dibuang. Saya inisiatif mencoba bisa menghasilkan dari batang pisang ini. Tak buat keripik," katanya di Kediri, Rabu.
Awalnya, ia iseng mencoba membuat keripik dari batang pisang. Berawal saat dirinya membawa batang pisang yang panjangnya 1 meter ke rumah, Desa Doko, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Saat tiba di rumah, batang dibersihkan, dibelah lalu dagingnya dicampur dengan tepung dan digoreng.
"Tak goreng, tak belikan varian (perasa makanan) yang enak. Saya juga berinisiatif untuk menjualnya daring dan semua suka," kata dia.
Ia juga mengaku sangat senang karena keripik batang pisang buatannya banyak disukai. Bahkan, permintaan untuk dikirim ke luar negeri juga cukup banyak. Keripik buatannya dikirim ke distributor lalu dijual ke luar negeri.
Beberapa negara itu seperti Taiwan, Hong Kong, Brunei Darussalam, hingga Malaysia. Sedangkan untuk pasar dalam negeri dikirim ke Pekalongan dan beberapa pedagang dari Jawa Timur.
Usaha yang digeluti oleh Lilik ini baru sekitar tiga bulan. Namun, ternyata produk jualannya banyak disukai, sehingga setiap hari permintaan juga banyak.
Dalam sehari, ia mengirim barang hingga 25 bal. Satu bal isinya 5 kilogram dan setiap kilogram keripik batang pisang dijualnya dengan harga Rp65 ribu.
Dirinya mengaku sangat bersyukur karena di masa pandemi COVID-19, justru diberikan kelancaran rejeki. Bukan hanya kali ini membuat usaha. Sebelumnya, ia sudah mencoba berbagai usaha seperti jasa boga. Pesanannya cukup banyak terlebih lagi ketika musim hajatan seperti pernikahan. Namun, karena pandemi pesanan turun sangat drastis.
Ia juga sempat mempunyai warung makan. Namun, karena fitnah yang diberikan orang tidak bertanggungjawab, akhirnya memilih menutup usahanya. Hingga kemudian, enam bulan lalu membuat tempe mendoan dan mengembangkan usaha membuat keripik batang pisang tiga bulan setelahnya.
Lilik mengaku sempat kewalahan karena order yang menumpuk. Dirinya dibantu 15 orang tetangga membuat keripik tersebut. Bahkan, mereka juga terpaksa lembur demi memenuhi pesanan.
Dirinya juga sudah mengurus izin usaha miliknya itu. Lilik juga terbantu program pemerintah, karena mempermudah dirinya mengajukan izin usaha.
Ia berharap, usahanya ini bisa lebih maju sehingga semakin banyak orang yang bisa bekerja. Dengan itu, mereka bisa mendapatkan penghasilan, terlebih lagi di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
Lilik juga mengaku akan tetap berinovasi agar produk jualannya semakin dikenal. Saat ini, terdapat enam varian rasa keripik batang pisang. Dari konsumen juga mempunyai beragam pilihan rasa dan salah satunya yang paling banyak permintaan rasa balado pedas.
Ia juga ingin mengembangkan usaha dengan membeli sejumlah alat seperti mesin spinner atau peniris minyak, kompor masak, hingga penggorengan. Saat ini, dirinya masih terkendala dengan anggaran, sehingga masih memanfaatkan barang yang ada untuk memenuhi permintaan pelanggan. (*)
Masa pandemi, Lilik Rahayu olah batang pisang jadi keripik
Kamis, 19 November 2020 5:15 WIB 26651