Bengkulu (Antara Bengkulu) - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia
(HKTI) Provinsi Bengkulu Edi Hariyanto mendukung rencana pemerintah yang
akan menetapkan harga kedelai sesuai harga pembelian pemerintah (HPP).
"Kami mendukung langkah pemerintah tentang HPP kedelai ini asalkan
harga yang ditetapkan pemerintah itu mendukung kebutuhan dasar petani,"
kata Edi di Kota Bengkulu, Rabu.
Edi mengharapkan HPP kedelai yang akan ditetapkan pemerintah itu
telah dikaji secara ekonomi dengan melihat kebutuhan dasar petani.
"Harus dilihat kebutuhan dasar petani berapa, lihat inflasinya
berapa, ongkos produksi pertaniannya setelah itu baru kita tahu harga
yang layak untuk dipatok, nah untuk itu harus ada pakar ekonomi karena
merekalah yang lebih paham," katanya.
Pehatian pemerintah terhadap petani, menurut dia, hendaknya tidak
hanya dengan menetapkan harga hasil pertanian tetapi juga hal-hal
mendasar lainnya.
"Hal yang seharusnya diberikan kepada petani itu berupa perlindungan
harga komoditas, jadi pemerintah itu harus mematok harga dan juga
berani beli komoditas yang ditanam petani," kata dia.
Dengan langkah tersebut, menurut dia pemerintah dapat
mensejahterakan petani sehingga hasil komoditas pertanian dalam negeri
dapat memenuhi kebutuhan sendiri tanpa mengimpor.
"Petani adalah orang yang paling marginal yang perlu kita proteksi,
yang perlu kita lindungi apalagi kita mengaku negara agraris seharusnya
keberpihakan kita terhadap petani harus lebih domain, dengan
keberpihakan pemerintah terhadap petani maka nantinya kita tidak lagi
mengimpor kedelai dari luar," kata dia.
Salah satu pengusaha industri turunan kedelai, Nur mengatakan bahwa
ia memerlukan sebanyak 50 Kg kedelai per hari untuk bahan tempe.
"Kalau selama ini ketersediaan kedelai di pasar untuk produksi tempe
tidak ada masalah, tetapi harganya itu yang susah, karena harga kedelai
tidak menentu, kadang naik kadang turun, tetapi turunnya tidak
seberapa," kata dia.
Ia menjelaskan bahwa produksi tempe miliknya memakai kedelai yang
dijual di pasar yang didapatnya dengan kisaran harga 9.000 rupiah per
kilogram.
Dia mengatakan bahwa penetapan HPP adalah suatu langkah bijak agar stabilitas komoditas kedelai di pasar terkontrol.
"Kalau memang ada kebijakan seperti itu akan sangat bagus, apalagi
bagi kami industri kecil seperti usaha tempe ini. Kami pernah dengar ada
subsidi kedelai pada waktu kenaikan harga kedelai dulu, namun
kenyataannya kami tidak menerima subsidinya. Langkah HPP lebih baik dari
semacam subsidi itu," kata dia.
Terkait harga ideal dari patokan harga kedelai, dia berharap
nantinya akan berkisar pada harga Rp6.000 sampai Rp7.000 per
kilogramnya.
"Kalau bisa lebih murah dari harga saat ini, mungkin sekitar
Rp7.000, karena kalau harga kedelai mahal kami terpaksa menjual tempe
dengan harga lebih tinggi, Kami memang tidak menaikkan harga di pasar,
harga tetap tetapi kami mengecilkan cetakan tempenya, kalau tidak
seperti itu tidak bisa memenuhi biaya produksi," katanya. (Antara)
HKTI Bengkulu dukung HPP kedelai
Rabu, 12 Juni 2013 16:14 WIB 960