Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis berpeluang menguat seiring penurunan imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS).
IHSG dibuka menguat 3,48 poin atau 0,06 persen ke posisi 6.159,62. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 1,64 poin atau 0,18 persen ke posisi 927,6.
"IHSG berpotensi mengalami technical rebound didukung peluang rebound nilai tukar rupiah pada hari ini sejalan dengan penurunan US 10-year treasury yield sebesar 3 bps ke level 1,61 persen," tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Jika bertahan di atas support critical level 6.150, IHSG berpeluang mencatatkan technical rebound ke kisaran pivot-resistance 6.200-6.250 pada perdagangan Kamis ini.
Dari dalam negeri, Kementerian Keuangan RI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada rentang minus 1 persen (yoy) hingga minus 0,1 persen (yoy) pada kuartal I 2021 dan diperkirakan membaik pada kuartal II 2021 menjadi 7 persen (yoy).
Masih dari data ekonomi, peningkatan indeks manufaktur Jerman, Inggris, dan Euro Area pada Maret 2021 dapat meredam sentimen-sentimen negatif bagi IHSG pada perdagangan hari ini.
Investor dapat mencermati saham manufaktur diantaranya SMGR, ICBP, INDF dan SRIL. Saham lain yang dapat dicermati adalah ERAA, TOWR dan TLKM.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 119,5 poin atau 0,42 persen ke 28.525,02, Indeks Hang Seng turun 142,74 poin atau 0,51 persen ke 27.775,4, dan Indeks Straits Times terkoreksi 3,67 poin atau 0,12 persen ke 3.136,98.
IHSG berpeluang menguat seiring penurunan yield obligasi AS
Kamis, 25 Maret 2021 9:42 WIB 798