Jakarta (ANTARA) - Asisten Deputi Peningkatan Partisipasi Organisasi Keagamaan dan Kemasyarakatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Nyimas Aliah mengapresiasi ditayangkannya film Invisible Hopes yang mengangkat potret kehidupan perempuan hamil dan anak yang dilahirkan di dalam penjara.
Melalui siaran pers di Jakarta, Senin, Nyimas menyebut film ini merupakan karya seni yang dapat meningkatkan kepedulian masyarakat dan dapat menjadi bahan diskusi bagi para pemangku kepentingan untuk bersinergi memenuhi hak serta melindungi perempuan dan anak di lembaga pemasyarakatan.
"Kami menyampaikan apresiasi luar biasa kepada Lam Horas Film atas keberhasilan proses produksi film Invisible Hopes. Film ini mengangkat persoalan perempuan hamil dan anak di penjara, kondisi ini masuk ke dalam situasi darurat yang menjadi salah satu isu penanganan Kemen PPPA. Melalui film ini, saya merasakan begitu besarnya cinta sutradara Ibu Lamtiar kepada perempuan dan anak," kata Nyimas.
Nyimas menambahkan film ini menggambarkan dengan jelas bahwa pemberdayaan perempuan di lembaga permasyarakatan masih sangat minim. Begitu juga dengan pemenuhan hak anak yang masih terabaikan di lapas. Padahal dalam situasi darurat, perempuan dan anak sangat rentan mengalami kekerasan, ketidakadilan, hingga eksploitasi.
"Saya juga menyampaikan terima kasih kepada Lam Horas Film dan seluruh pihak yang mendukung film ini. Kemen PPPA tidak bisa bekerja sendiri, di sinilah pentingnya keterlibatan seluruh pihak, mulai dari ormas, organisasi keagamaan, maupun dunia perfilman terhadap isu perempuan dan anak, apalagi dengan meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia," kata Nyimas.
Kemen PPPA telah berupaya melindungi perempuan dan anak, mulai dari mengeluarkan kebijakan terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Nyimas menambahkan untuk menindaklanjuti Perpres Nomor 8 Tahun 2014, saat ini Kemen PPPA juga sedang menyusun Rencana Aksi Nasional Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN P3AKS) yang ditargetkan selesai tahun ini.
Film Invisible Hopes, menurut dia, akan menjadi masukan penting dalam mengakomodasi penyusunan RAN P3AKS.
Menurut Nyimas, upaya ini penting untuk mengadvokasi para pembuat kebijakan bahwa ada kebutuhan berbeda, seperti yang terlihat di dalam film Invisible Hopes dan kebutuhan tersebut merupakan hak perempuan dan anak yang harus dipenuhi.
Kisahkan wanita hamil di penjara, KemenPPPA apresiasi Invisible Hopes
Senin, 5 April 2021 13:09 WIB 559