Jambi (Antara Bengkulu) - Pihak pelaksana program Polisi Hutan Khusus Patroli Harimau Sumatera Taman Nasional Kerinci Seblat (PHS-TNKS) menjadi salah satu peserta yang diundang panitia konferensi harimau dunia dalam rangka "Global Tiger Days" yang digelar di Cina.
"Kami diundang menjadi salah satu peserta pada konferensi harimau dunia pada peringatan Global Tiger Day di Cina yang dihadiri 13 negara dan negara-negara yang memiliki populasi harimau seperti Indonesia," kata Manajer PHS-TNKS Dian Risdianto di Jambi, Selasa.
Ia mengatakan, pada forum konferensi yang digelar selama sepekan hingga 3 Agustus tersebut, PHS-TNKS hanya sebagai peserta tapi juga menjadi narasumber karena dinilai sebagai salah satu yang berhasil dengan program-program patroli sapu jeratnya yang telah digelar sejak enam tahun lalu.
"Kita juga jadi nara sumber, kita mengangkat isu perdagangan organ satwa harimau yang melibatkan lintas negara dengan berbagai modus termasuk perdagangan gelap melalui internet. Para konsumen di negara maju seperti di Asia Timur justru hanya melibatkan masyarakat di negara yang memiliki populasi harimau sebagai pemburu," katanya.
Oleh karena itu, perlu komitmen bersama negara-negara antara negara yang masih memiliki populasi harimau dengan negara-negara yang selama ini dikenal sebagai konsumen utama organ satwa harimau hasil perburuan liar.
Menurut Dian, meskipun dalam berbagai program penanggulangan perburuan liar yang dilakukan negara-negara populasi harimau berhasil menangkap para pemburu, namun tidak pernah efektif karena tidak akan pernah mampu menyelesaikan masalah ketika permintaan atau kebutuhan konsumen di pasar gelap tidak terjamah oleh hukum negara populasi harimau.
Oleh karena itu adalah kebijakan yang pas jika dalam penangangan tingkatan atas rantai perburuan satwa harimau itu negara-negara populasi harimau meminta ketertlibatan polisi internasional atau Interpol, katanya.
Pada pertemuan tersebut semua negara populasi harimau mengeluhkan kondisi terus berlangsungnya pasar gelap yang kualitas dan kuantitasnya juga terus meningkat.
Bahkan para pelaku pasar gelap kini sudah berani terang-terangan melakukan transaksi melalui internet secara terbuka.
"Semua negara populasi harimau seperti Indonesia, India, Nepal, Bhutan, dan Malaysia mencemaskan semakin terdegredasinya populasi harimau dunia yang sangat drastis dalam satu dekade belakangan sehingga di semua negara populasi harimau terkategorikan terancam kepunahan," ujarnya. (Antara)
PHS-TNKS hadiri konferensi pelestarian harimau di China
Selasa, 6 Agustus 2013 16:54 WIB 1285