Bengkulu (Antara Bengkulu) - Hizbut Tahrir Indonesia daerah Bengkulu
menggelar aksi penolakan kontes kecantikan "Miss World" digelar di
Indonesia.
"Kami menggelar aksi ini untuk mengecam dan menginginkan kontes Miss
World di Bali 28 September 2013 digagalkan perhelatannya," kata Ketua
HTI Bengkulu Septri Widianto saat menggelar aksi di Pusat Kota Bengkulu,
Rabu.
Menurut dia kontes kecantikan itu tidak sesuai dengan kultur rakyat
Indonesia baik dari sisi agama maupun dari sisi adat istiadat.
"Negara kita adalah negara dengan 70 persen lebih menganut agama
Islam, dan kontes kecantikan itu tidak sesuai dengan ajaran agama,
selain itu juga bisa merusak moralitas bangsa," kata Septri.
Dia memaparkan kontes kecantikan itu merendahkan harkat perempauan
dan muatan kontes tersebut hanya menjual kemolekan tubuh perempuan.
"Salah satu tahapan kontesnya itu ada kontes dengan memakai pakaian
bikini, itu sama saja merendahkan harkat perempuan, menjadikan perempuan
dan tubuhnya menjadi sebagai tontonan di atas panggung majalah, koran,
tv," kata dia.
Keinginan HTI menggagalkan kntes "Miss World", kata dia, juga karena
faktor kecemasan bahwa kontes tersebut bisa menimbulkan bentrok fisik
dengan kalangan yang tidak setuju perhelatan itu digelar di Indonesia.
"Tanggal 28 September adalah puncak acaranya, dan akan diadakan di
Bogor, kita tahu Bogor memiliki warga muslim yang kuat dan besar, kita
cemaskan jika tetap dipaksakan ini akan menyebabkan bentrok fisik," kata
Septri.
Sementara itu, di tempat yang berdekatan dengan tempat HTI menggelar
aksi, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) juga menggelar
aksi serupa.
"Hari ini adalah International Hijab Solidarity Day, saat umat
muslim dunia mengajak menutup aurat tetapi disaat yang berdekatan di
Indonesia sendiri digelar kontes kecantikan `Miss World` yang notabene
kontes dengan pakaian buka-bukaan," kata Koordinator Lapangan KAMMI
Bengkulu, Deti Fitri.
Menurut dia kontes "Miss World" bertentangan dengan adat ketimuran yang mengajarkan norma-norma berpakaian.
"Cantik itu kemudian semacam dipaksakan dan digiring menjadi satu
tafsir yang hanya dilihat dari tinggi badan, proporsionalnya lingkar
pinggang, panjang kaki, bahkan ukuran dada," kata dia.
Oleh karena itu KAMMI Bengkulu, kata dia, menolak dengan tegas penyelenggaraan "Miss World" di Indonesia.
"Kami mendesak kepada penyelenggara untuk segera membatalkan acara
tersebut demi terjaganya budaya Indonesia, mendesak kepada penyelenggara
untuk segera menghentikan penyesatan opini mengenai tujuan kontes ini,"
kata Deti.
Selain itu, pihaknya juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menolak penyelenggaraan kontes "Miss World" di Indonesia.
Puluhan mahasiswi yang tergabung dalam organisasi Mahasiswa KAMMI
Bengkulu menggelar aksi di tugu Simpang Lima Pusat Kota Bengkulu.
"Ada 70 orang yang ikut menggelar aksi unjuk rasa penolakan ini," ujarnya.(Antara)
HTI kecam perhelatan "Miss World" di Bali
Rabu, 4 September 2013 16:29 WIB 1762