Bengkulu (Antara Bengkulu) - Rumah Pengasingan Bung Karno pada kurun 1938 hingga 1942 di Kota Bengkulu, mulai diperbaiki pekan depan, kata Koordinator Juru Pelihara Benda Cagar Budaya (BCB) Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi wilayah Provinsi Bengkulu Sugrahanudin.
"Perbaikan dimulai pekan depan, seluruh peralatan sudah tuntas dipesan, tinggal menunggu diantar ke Bengkulu," katanya di Rumah Pengasingan Bung Karno di Jalan Soekarno-Hatta Kelurahan Anggut Atas, Kota Bengkulu, Sabtu.
Ia mengatakan pencarian material untuk rehabilitasi rumah yang dibangun pada 1918 itu cukup sulit dan membutuhkan waktu, terutama material seperti kayu berkualitas tinggi, kunci-kunci dengan model jaman dulu, hingga atap.
"Bahan-bahan yang dipergunakan kami upayakan sama dengan material saat direhabilitasi pada 1985," tambahnya.
Khusus untuk kunci-kunci bagian pintu dan jendela, terpaksa dipesan ke Bandung, Provinsi Jawa Barat, sebab tidak ada perajin yang membuat model kunci yang diinginkan tersebut di Bengkulu.
Sugrahanudin mengatakan sebanyak lima orang tim dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui BPCB wilayah Jambi dijadwalkan tiba di Bengkulu pada pekan depan untuk memulai pekerjaan.
Perbaikan rumah tersebut kata dia tidak 100 persen, tetapi diprioritaskan pada bagian-bagian yang rusak parah, sebab dana terbatas.
Prioritas perbaikan antara lain seluruh kusen yang sudah lapuk, kunci-kunci pintu dan jendela, atap, pengecatan, plafon dan balkon sebelah kanan rumah.
"Dalam kontrak pekerjaan, masa pengerjaan selama 75 hari, tapi mudah-mudahan cuaca mendukung sehingga tepat waktu," ujarnya.
Sugrahanudin yang juga juru pelihara Rumah Bung Karno mengatakan selama proses rehabilitasi, rumah bersejarah itu tetap terbuka untuk pengunjung.
Hanya saja, pengunjung tidak dapat melihat seluruh bagian rumah, terutama pada bagian-bagian yang diperbaiki.
"Kami tidak ingin mengecewakan pengunjung, apalagi banyak yang datang dari luar kota dan provinsi untuk melihat Rumah Bung Karno," katanya.
Rumah Pengasingan Bung Karno terakhir direhabilitasi total pada 1985, lalu pada 2003 dilakukan pengecatan dan penyusunan atap yang bergeser akibat gempa besar yang melanda Bengkulu pada 2000. (Antara)
