Yogyakarta, (Antara) - Puluhan warga Kota Yogyakarta berkumpul di Kantor Pos Besar dengan mengenakan berbagai kostum yang menggambarkan mimpi buruk seperti "vampire" asal China untuk mengirimkan kartu pos ke wali kota setempat Haryadi Suyuti.
"Dalam kartu pos ini, saya menulis bahwa Pak Haryadi adalah bapak kami, namun beliau sangat sulit ditemui. Kami berharap, beliau lebih sering turun ke masyarakat," kata salah seorang warga yang mengirimkan kartu pos Sujiyanto di Yogyakarta, Jumat.
Di beberapa kartu pos lain tertulis keinginan warga agar wali kota bisa membenahi fasilitas umum, serta ada warga yang berkeinginan agar wali kota tidak hanya memberikan janji melainkan bukti.
Salah satu pemrakarsa aksi kirim kartu pos, Tomo Hendrawan dari Arsitek Komunitas Jogja mengatakan, aksi tersebut dinilai merupakan langkah paling sederhana yang bisa dilakukan oleh masyarakat umum untuk menyuarakan keinginannya kepada pemimpin Kota Yogyakarta.
Tomo mengatakan, masyarakat Yogyakarta berkeinginan wali kota bisa menjalin komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat sehingga hubungan antara pemerintah dan masyarakat bisa semakin erat.
"Kami sudah berusaha berkomunikasi dengan wali kota. Kami berharap surat kami bisa ditanggapi. Sebagai masyarakat, kami juga menantikan inovasi dari Pak Haryadi untuk warganya," katanya.
Sejumlah komunitas yang ikut ambil bagian dari aksi kirim kartu pos tersebut di antaranya suporter PSIM, Kota untuk Manusia, Card to Post, seniman Yogyakarta, Arsitek Komunitas Jogja, Komunitas Difabel, dan kaum ibu Kali Jawi.
"Apabila dinilai belum ada perubahan, kami akan tetap melakukan aksi-aksi berikutnya," katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Pos Yogyakarta Ach. Chaerul Hadi mengatakan, akan berupaya mempercepat pengiriman kartu pos tersebut sehingga bisa segera diterima oleh Wali Kota Yogyakarta.
"Kartu pos yang sudah masuk akan kami proses sesuai dengan ketentuan. Kami akan upayakan agar proses pengirimannya bisa cepat. Sabtu (14/9) sudah sampai," katanya.
Di sela-sela aksi kirim kartu pos, Asisten Sekretaris Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya menawarkan jasa agar masyarakat tidak perlu mengirimkan kartu pos melalui kantor pos, tetapi menitipkan kepadanya.
"Kami sudah tawarkan hal itu dengan maksud agar kartu pos tersebut bisa segera diterima oleh wali kota, namun masyarakat berkeinginan kartu pos tetap dikirim melalui kantor pos," katanya.
Ia berharap, kantor pos bisa segera mengirimkan kartu pos tersebut. "Tidak akan ada kartu pos yang disortir. Semua akan disampaikan ke wali kota," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan akan membaca dan mempelajari isi dari kartu pos yang dikirim oleh masyarakat.
"Kami terbuka menerima aspirasi dari masyarakat. Pintu saya selalu terbuka untuk menerima aspirasi itu," katanya.
Pemerintah Kota Yogyakarta berencana melakukan kegiatan "coffee morning" setiap satu bulan sekali sebagai upaya memberikan kesempatan kepada masyarakat menyampaikan aspirasinya. *