Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah melaporkan kasus flu burung yang sudah menjangkit manusia hingga menyebakan seorang warga kota meninggal dunia.
"Hari ini Plt Gubernur akan diterima Menteri Kesehatan pukul 16.00 WIB untuk membahas kasus flu burung yang melanda Bengkulu, hingga menyebabkan seorang warga meninggal dunia," kata Asisten II Sekretaris Provinsi Bengkulu Zainal Abidin di Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan, pertemuan tersebut juga akan membahas tentang sarana prasarana penanganan flu burung di RSUD M Yunus yang belum memadai.
Usulan perbaikan dan melengkapi alat di ruang isolasi RSUD M Yunus akan dibahas dalam pertemuan tersebut.
"Proposal usulan perbaikan ruang isolasi dari rumah sakit M Yunus juga sudah dibawa dan akan disampaikan ke Menteri Kesehatan, mudah-mudahan diterima," katanya.
Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD M Yunus Lista Cerlyviera sebelumnya mengatakan kondisi ruang isolasi tidak memenuhi standar kesehatan dan masih minimnya peralatan pendukung.
Ia mengatakan, perbaikan ruang isolasi tersebut mendesak sebab pasien terduga flu burung belum mendapat perawatan yang optimal.
Termasuk penanganan pasien yang positif terjangkit virus flu burung, MF (24) warga Unib Permai yang akhirnya meninggal dunia. Ia menjelaskan, ada 26 alat yang harus dipenuhi agar ruang tersebut masuk dalam standar yang ditetapkan.
"Proposalnya sudah kami sampaikan kepada Plt Gubernur Bengkulu agar disampaikan ke Kemenkes," tambahnya.
Menurutnya, sebelumnya pihak rumah sakit pernah menerima bantuan alat fentilator dari Kemenkes pada awal kasus flu burung merebak.
Namun, karena tidak ada kasus ditemukan di Bengkulu dalam waktu tertentu, alat itu dipergunakan untuk menangani penyakit lainnya.
"Ternyata dalam pekan ini saja ada dua kasus dimana satu kasus dinyatakan positif sehingga kami menganggap perlu penambahan alat itu," katanya.
Saat ini kata dia di ruang isolasi flu burung hanya tersedia fentilator yang sudah rusak.
Berdasarkan standar protap, ruang isolasi setidaknya dilengkapi sembilan alat yakni fentilator dan monitor, dimana setiap ruangan disediakan satu buah alat tersebut dan jaringan oksigen sentral.
Selain itu, untuk alat perlindungan lengkap (APL), seharusnya ada baju khusus yang digunakan sekali pakai. Peralatan pendukung lainnya yakni alat pelindung seperti sarung tangan, kaca mata dan sepatu khusus.(T.KR-RNI/E001)