Bengkulu (Antara Bengkulu) - Sebanyak 11 jenis bambu yang tumbuh di
kawasan hutan Bengkulu belum dimanfaatkan optimal untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat setempat, kata Zetro Silaban, mahasiswa peneliti
bambu dari Universitas Bengkulu, Kamis.
"Ada 11 jenis bambu yang kami identifikasi hidup di kawasan hutan
di Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, tapi belum dimanfaatkan
optimal," katanya di Bengkulu.
Ia mengatakan, penelitian di tiga desa yakni Desa Penum, Ulaklebar
dan Pagaragung Kabupaten Bengkulu Tengah, bambu dominan digunakan untuk
pagar rumah, keranjang yang dipakai ke kebun dan menjadi makanan.
Padahal, jika dimanfaatkan dengan baik, bambu menjadi bahan baku
yang dapat dijadikan berbagai produk kerajinan bernilai jual tinggi.
"Kami melihat permasalahannya antara lain kurangnya pelatihan bagi
masyarakat terkait pemanfaatan bambu yang bisa diolah menjadi produk
bernilai tambah," katanya.
Ia mengatakan dari 11 jenis bambu yang terdapat di tiga desa itu,
jenis terbanyak yakni Gigantochloa serik mencapai 39,67 persen, jenis
Gigantochloa scortechinii mencapai 36,35 persen.
"Ada tiga jenis dominan yaitni serik, scortchinii dan jenis Gigantochloa atter yang mencapai 20,06 persen," katanya.
Sementara jenis Bambusa vulgaris hanya 1,22 persen, Dendrocalamus
asper 0,89 persen, Gigantochloa robusta 0,53 persen, Bambusa vulgaris
var Striata 0,49 persen, Schizostachhyum brachycladum 0,36 persen.
Berikutnya jenis Gigantochloa kuring 0,28 persen, Bambusa glaucophylla 0,08 persen dan jenis Bambusa multiplex 0,08 persen.
Silaban mengatakan jika dimanfaatkan optimal, sumber daya bambu tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Di negara-negara maju kata dia, produk bahan bambu sangat diminati untuk desain interior dan eksterior.
"Sedangkan di Bengkulu baru digunakan untuk pagar rumah, tiang
antena televisi dan makanan yakni rebung atau tunas bambu," tambahnya.
Bahkan untuk tusuk sate saja, pedagang di Bengkulu harus
mendatangkan dari luar kota, seperti Lampung dan Palembang, Sumatra
Selatan.
Selain untuk bahan baku berbagai produk, tanaman bambu juga
memiliki fungsi strategis secara ekologi dimana bambu memiliki sistem
perakaran yang kuat dan luas sehingga dapat mencegah erosi, tanah
longsor dan banjir. (Antara)
11 jenis bambu Bengkulu belum diolah optimal
Kamis, 21 November 2013 16:05 WIB 12180