"Indonesia has the most sun in the world," demikian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu di hadapan tidak kurang dari 35 jurnalis asing dalam konferensi pers di Berlin.
Selain ditunjang dengan wilayah daratan dan lautan yang luas, Indonesia adalah negara yang mendapatkan sinar matahari paling banyak sepanjang tahun, ujarnya.
Indonesia yang terletak di 6 derajat lintang utara dan 11 derajat lintang utara, di bawah garis khatulistiwa, dan secara geografis diapit benua Asia dan Australia, serta Samudra Pasifik dan Hindia, merupakan anugrah yang tidak terkira, kata Menteri.
Sementara itu, Sekretaris III bidang Penerangan,Sosial dan Budaya KBRI Berlin Purno Widodo, kepada ANTARA London, Sabtu mengatakan konferensi pers, pada hari kedua ITB Berlin delegasi Indonesia mengadakan "industrial gathering" yang dihadiri Sekjen United Nation World Tourism Organization (UNWTO), Thalib Rifai.
Dalam jumpa pers, Menteri Pangestu mengungkapkan matahari merupakan daya tarik minat wisatawan mancanegara terutama dari Eropa yang kerap kali mendambakan kehangatan sinar mentari yang tidak bisa mereka nikmati setiap waktu.
Ia juga mengedepankan keunggulan komparatif wisata Indonesia seperti hutan tropis yang terbesar di dunia setelah Brasil, keanekaragaman hayati serta kekayaan etnis, budaya dan berbagai keunggulan kompetitif pariwisata Indonesia.
DMO
Menteri Pangestu mengemukakan kementeriannya mempunyai beberapa rencana strategis untuk mendongkrak secara berkelanjutan kepariwisataan Indonesia.Kementerian, katanya, akan mengembangkan penerapan "destination management organization" (DMO) untuk mengelola destinasi pariwisata secara terstruktur dan sinergis yang mencakup fungsi koordinasi, perencanaan dan implementasi.
DMO adalah pengorganisasian pengelolaan destinasi secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi dan teknologi, yang secara terpadu dengan peran serta masyarakat, pelaku/asosiasi, industri, akademisi dan pemerintah.
Sasaran DMO adalah tercapai pengorganisasian kepentingan bersama dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan, volume kunjungan wisata, lama tinggal dan besaran pengeluaran wisatawan serta manfaat bagi masyarakat lokal.
Di samping itu, kata Menteri, Indonesia juga mengembangkan "special interest tourism" (pariwisata minat khusus) seperti wisata kapal pesiar, wisata bahari, spa, wisata belanja serta kuliner dan hal lain yang juga menjadi fokus yaitu pengembangan zona ekonomi khusus kepariwisataan.
Dengan portfolio baru yaitu mengusung pariwisata dan ekonomi kreatif, Menteri Pangestu optimistis target pariwisata Indonesia tahun 2012 sebesar delapan juta kunjungan wisman dapat tercapai.
Kementerian pariwisata menargetkann pada tahun ini 150.000 orang dari Jerman berwisata ke Indonesia.
Dubes RI Berlin Dr Eddy Pratomo yang juga moderator konferensi pers tersebut menyatakan untuk mencapai target dilakukan berbagai promosi wisata secara terus menerus di berbagai wilayah kerja KBRI Berlin seperti di Dressden, Halle, Rostock, dan Erfurt.
"ITB Berlin sendiri dijadikan sebagai 'titik kuliminasi' promosi pariwisata bagi KBRI Berlin," ujar Dubes Pratomo.
Selain itu KBRI Berlin juga secara berkala mengadakan pertemuan dengan tour operator dan media dalam format Indonesian Update.
KBRI Berlin pun mengadakan pelatihan dan pengembangan seni dan budaya seperti pelatihan gamelan, angklung, kolintang serta tari- tarian tradisional di gedung KBRI.
Hal yang paling menjadi terobosan adalah pelayanan visa satu jam kepada para pelancong Jerman yang akan bertandang ke Indonesia, ujarnya.
ITB Berlin merupakan ajang tahunan bagi setiap negara untuk mempertunjukkan kemajuan dan daya tarik wisatanya. Keikutsertaan Indonesia dalam ajang tahunan ITB Berlin tersebut merupakan yang ke-32 kali.
Tahun depan Indonesia akan semakin unjuk gigi dalam ITB Berlin dengan akan menjadi Country Partner ITB Berlin 2013, kata Menteri dalam konferensi pers tersebut.
"Industrial gathering" yang dihadiri Sekjen UNWTO Thalib Rifai, dikemas dengan format jamuan koktail ketika parapembeli dan penjual produk-produk pariwisata Indonesia bertemu.
Dalam kesempatan ini secara khusus Sekjen UNWTO bertemu dengan Menteri Pangestu guna membahas isu pariwisata dalam pertemuan G20 untuk dimasukkan dalam "leader's statement" terutama dalam butir ketenagakerjaan.
(T.H-ZG/A013)