Jakarta (Antara) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengimbau para pelaku ekonomi di dalam negeri untuk tidak panik dengan kondisi nilai tukar rupiah yang menyentuh angka Rp12.000 per dolar AS.
"Kita harus tetap tenang dan tidak panik agar tetap bisa jalankan kegiatan dengan baik, kalau sampai Rp12.000 ini ada pengaruh kondisi di dunia dan Indonesia," ujar Agus saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat.
Agus menjelaskan, gejolak ekonomi di dunia khususnya isu penghentian stimulus moneter (tapering off) yang belum pasti kapan akan dilakukan oleh The Fed, ikut memberikan tekanan terhadap rupiah.
"Amerika mengalami kondisi jadi atau tidak jadi tapering, ada indikator ekonomi yang baik dan tidak, ini yang kita sebut "risk on-risk off", masih terus terjadi," kata Agus.
Secara umum, lanjutnya, kondisi ekonomi negara maju akan membaik. Krisis di Eropa juga diperkirakan akan segera berakhir.
"Di Eropa, consumer confidence-nya mulai menunjukkan kondisi membaik," kata Agus.
Namun, di negara-negara berkembang diperkirakan masih akan ada tekanan terhadap pertumbuhannya seperti China dan India.
"Tapi di Indonesia jika ada tekanan nilai tukar disebabkan pada akhir bulan ada permintaan tinggi, tapi juga pada akhir tahun sejumlah investor melakukan perubahan posisi. Jadi itu kita harapkan hanya sementara," ujar Agus.
Agus pun kembali menegaskan bahwa pelemahan rupiah saat ini mencerminkan kondisi fundamental ekonomi di Tanah Air.
"Kala rupiah ada pelemahan itu selaras dengan nilai tukar regional, ada beberapa currency yang lebih dalam pelemahannya," kata Agus.
Ia juga menambahkan, dari sisi struktural juga ada beberapa tantangan terutama di neraca transaksi berjalan yang mengalami defisit selama 26 bulan.
"Ini yang perlu disikapi oleh pemerintah dan BI. Kami meyakini bahwa kuartal ketiga yang defisit transaksi berjalnnya yang sudah lebih baik itu menunjukkan progress," ujar Agus.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di
Jakarta pada Jumat pagi belum bergerakn ilainya atau stagnan di posisi Rp12.018 per dolar AS.
BI: Tidak perlu panik rupiah sentuh Rp12.000
Jumat, 29 November 2013 14:54 WIB 1298