Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Pejabat Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan ada 38.684 peserta program jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) setempat yang terintegrasi BPJS kesehatan pada 2022 akan dinonaktifkan.
Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Rejang Lebong, Asri di Rejang Lebong, Kamis mengatakan jumlah peserta Jamkesda yang terintegrasi BPJS kesehatan di daerah itu terhitung sejak 2016 hingga 2021 ini mencapai 48.713 orang dengan besaran iuran yang dibayarkan setahunnya mencapai Rp15 miliar.
"Dari 48.713 peserta Jamkesda yang terintegrasi BPJS Kesehatan ini ada 38.000 lebih yang bakal tidak aktif lagi, ini karena anggaran yang dimiliki daerah sangat terbatas," kata dia.
Dia menjelaskan, anggaran untuk program kesehatan yang dianggarkan dalam APBD Rejang Lebong 2022 sebesar Rp15 miliar, di mana sebesar Rp6,3 miliar dananya akan digunakan untuk pembayaran iuran tahun 2021 yang masih kurang sehingga tersisa Rp8,7 miliar lagi.
"Dana sebesar Rp8,7 miliar ini akan digunakan untuk pembayaran iuran program Jamkesda terintegrasi BPJS kesehatan 2022 dengan peserta awal sebanyak 10.029 orang," terangnya.
Berkurangnya jumlah peserta program Jamkesda terintegrasi BPJS kesehatan ini, kata dia, selain minimnya anggaran yang dimiliki daerah itu juga berdasarkan hasil evaluasi pemkab setempat karena banyak warga pesertanya yang sudah tidak layak lagi menerimanya.
"Untuk 38.000 lebih peserta yang tidak aktif lagi ini nantinya akan kita siapkan dana untuk klaimnya jika mereka sakit dan berobat ke RSUD Curup, ke RS M Yunus maupun RS Jiwa Bengkulu dengan besaran anggaran yang kita siapkan Rp2,5 miliar," tambah Asri.
Sebelumnya, Bupati Rejang Lebong Syamsul Effendi menyatakan program Jamkesda terintegrasi BPJS kesehatan ini harus ditinjau dan evaluasi karena pesertanya yang diberikan bantuan tersebut apakah layak atau tidak sehingga akan memboroskan anggaran.
38.684 peserta Jamkesda di Rejang Lebong bakal dinonaktifkan
Jumat, 24 Desember 2021 12:03 WIB 1110