Peneliti LSM Ekonomi Konstitusi Defiyan Cori menilai konsep One Village One Outlet (OVOO) Pertashop merupakan kemajuan PT Pertamina (Persero) dalam mengurangi konsumsi BBM kotor dan mendorong penyaluran BBM beroktan tinggi kepada masyarakat.
"Kalau memang langkah penghapusan BBM tidak ramah lingkungan ini mengikuti tahapan ke arah digunakannya secara optimal pertamax, maka sangat relevan bahwa kecamatan atau daerah-daerah harus mendapatkan prioritas utama, seandainya pengalihan subsidi dari premium dan pertalite diarahkan ke pertamax," ujar Defiyan dalam sebuah diskusi yang dipantau di Jakarta, Kamis malam.
Defiyan menjelaskan penempatan outlet Pertashop di kecamatan dan desa merupakan langkah penting dalam merespon isu perubahan iklim dan komitmen pemerintah Indonesia dalam mewujudkan target netralitas karbon.
Menurutnya, meskipun Pertamina sudah menyiapkan berbagai perubahan industri untuk ke arah menyediakan BBM ramah lingkungan, namun itu belum menjadi kemajuan karena Pertamina perlu membangun berbagai infrastruktur untuk menunjang penyediaan produk energi bersih.
"Sebenarnya dukungan pemerintah yang lebih tepat terkait pengalihan BBM subsidi terutama untuk yang lebih tepat sasaran, ucap Defiyan.
Peneliti International Council on Clean Transportation (ICCT) Mega Kusumaningkatma menilai produk pertamax masih hampir setara dengan premium dilihat dari beberapa properties yang dimiliki, sehingga pertamax belum begitu signifikan dalam mengubah kualitas udara.
Konsumsi pertamax yang terus meningkat dari waktu ke waktu, ujar dia, dinilai dapat mengurangi komposisi pasar untuk produk premium dan pertalite di pasaran.
Disebutkan, hingga kuartal III 2021, konsumsi produk pertamax mencapai 18.840 kiloliter atau naik 49 persen dibanding rerata kuartal II 2021 sebesar 12.586 kiloliter.
Sedangkan konsumsi pertamax yang meningkat pesat itu seiring pulihnya perekonomian dan aktivitas masyarakat, serta pertumbuhan jumlah Pertashop di berbagai daerah.
Seperti diketahui, Sampai awal Oktober 2021, Pertamina telah mengoperasikan 2.848 Pertashop yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, Pertamina terus berupaya untuk menghadirkan Pertashop di 7.196 kecamatan di seluruh Indonesia.
Dalam mendukung pembangunan ribuan Pertashop tersebut, Pertamina telah bersinergi dengan Kementerian Dalam Negeri; Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; serta Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).