Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal mengatakan bahwa pada November 2020 tercatat hanya 12, 62 juta dolar AS atau Rp180 juta.
"Sedangkan nilai ekspor Bengkulu pada November tahun ini yang melalui Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu mencapai 21,29 juta dolar AS atau Rp304 miliar," kata Rizal di Bengkulu, Minggu.
Kemudian melalui Sungai Musi atau Boom Baru Provinsi Sumatera Selatan sekitar 3,86 juta dolar AS atau Rp55,2 miliar, melalui pelabuhan Tanjung Priok mencapai 1,38 juta dolar AS atau Rp19,4 miliar.
Melalui pelabuhan Tanjung Beringin mencapai 0,22 juta dolar AS atau Rp3,1 miliar, pelabuhan Tanjung Emas mencapai 2,94 ribu dolar AS atau Rp42 juta.
Selanjutnya, melalui Soekarno Hatta mencapai 331 dolar AS atau Rp4,7 juta dan melalui Denpasar/Ngurah Rai sekitar 280 dolar AS atau Rp4 juta.
Pada September hingga November 2021 tidak ada impor barang ke Provinsi Bengkulu sehingga nilai impor mengalami penurunan hingga 100 persen jika dibandingkan dengan impor pada November 2020 sebesar 0,46 juta dolar AS atau Rp6,5 miliar.
Untuk nilai ekspor melalui pelabuhan Pulau Baai selama Januari hingga November 2021 mencapai 162,84 juta dolar AS atau Rp2,3 triliun dan meningkat sekitar 99,69 persen jika dibandingkan pada 2020 yang hanya 81,55 juta dolar AS atau Rp1,1 triliun.
Untuk komoditas ekspor Provinsi Bengkulu melalui pelabuhan Pulau Baai untuk batubara sekitar 157,30 juta dolar AS atau Rp2,2 triliun dan cangkang sawit 5,54 juta dolar AS atau Rp79 miliar.
Tujuan ekspor Bengkulu pada November 2021 yaitu ke Tiongkok sebesar 12,85 juta dolar AS atau Rp183 miliar, Kamboja 3,97 juta dolar AS atau Rp56 miliar, Amerika Serikat 2,96 juta dolar AS atau Rp42 miliar dan negara lainnya sebesar 7,14 juta dolar AS atau Rp102 miliar.