Balai Wilayah Sungai Sumatera VII Bengkulu menanam sedikitnya 500 pohon bernilai ekonomis untuk penghijauan lingkungan di Danau Nibung dan Daerah Aliran Sungai Manjuto di Kabupaten Mukomuko.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII Provinsi Bengkulu, Mohammad Firman, di Mukomuko, Rabu, mengatakan penanaman pohon ini merupakan rangkaian dari kegiatan Hari Air Sedunia ke-30 pada tahun ini.
Kegiatan penanaman pohon ini, antara lain dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko M. Rizon dan forkominda setempat.
"Dalam rangkaian Hari Air Dunia, kita melakukan penanaman pohon di wilayah infrastruktur yang ada di Kementerian PUPR, yakni danau, bendungan, situ, jalan tol, dan infrastruktur lainnya," ujarnya.
Pihaknya mengambil salah satu sasaran kegiatan itu di Danau Nibung Kabupaten Mukomuko karena merupakan daerah Balai Wilayah Sungai Sumatera VII.
Tahun sebelumnya, BWS Sumatera VII melakukan penanaman pohon di Kabupaten Seluma, sedangkan saat ini penanaman pohon di Kabupaten Mukomuko.
"Kita ingin menjaga dan melestarikan Danau Nibung sebagai salah satu sumber air yang diharapkan berkelanjutan, juga dengan adanya pembangunan menjadi ramah lingkungan," ujarnya.
Pihaknya menanam berbagai jenis pohon, seperti pohon aren, durian, dan beberapa tanaman lain. Pohon ini bernilai ekonomis dan diharapkan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Terkait dengan pengelolaan pohon ini, pihaknya bekerja sama dengan komunitas danau sehingga nanti diharapkan pohon ini bernilai ekonomis dan bisa membangkitkan ekonomi masyarakat sekitar.
Ia mengatakan Danau Nibung selain sebagai konservasi air juga kawasan wisata yang diharapkan menjadi ikon Provinsi Bengkulu, khususnya Kabupaten Mukomuko.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko M. Rizon mengatakan pihaknya mengapresiasi kegiatan yang dipusatkan di Danau Nibung yang menjadi sumber air bagi masyarakat di Kota Mukomuko.
Ia mengatakan Danau Nibung selain sebagai objek wisata dan menjadi sumber air untuk sektor pertanian, di mana dua sektor ini bisa meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.