Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, pada 2022 berencana mengeliminasi atau memusnahkan sekitar 200 ekor anjing yang berkeliaran di permukiman penduduk dan fasilitas umum di daerah ini.
"Kita jadi mengeliminasi anjing liar, kita mau usulkan anggarannya di APBD perubahan, jumlahnya sekitar 150 hingga 200 ekor," kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Diana, dalam keterangannya di Mukomuko, Kamis (11//8).
Dinas Pertanian setempat memprogramkan eliminasi anjing liar guna menindaklanjuti keluhan warga setempat yang terganggu dengan keberadaan hewan penular rabies yang berkeliaran di jalan raya dan fasilitas umum di daerah ini.
Selain itu, sebanyak 53 warga yang menjadi korban gigitan hewan penular rabies, jenis kucing, monyet, dan anjing, selama Januari hingga Juli 2022.
Ia mengatakan, pihaknya selama empat tahun berturut-turut sejak tahun 2018 sampai sekarang batal melaksanakan kegiatan eliminasi anjing liar di daerah ini karena tidak adanya anggaran untuk melaksanakan kegiatan itu di APBD.
Dinas Pertanian setempat mengusulkan anggaran sebesar Rp50 juta di APBD perubahan tahun ini untuk membeli racun dan operasional tim yang melaksanakan kegiatan eliminasi anjing liar.
Ia mengatakan, pihaknya masih tetap menggunakan cara lama, yakni memakai racun "stricnin" untuk memusnahkan anjing liar di daerah itu.
"Kami mau mencari dulu racun stricnin. Kami sudah mencari di Padang tetapi racun tersebut tidak ada di daerah tersebut," ujarnya pula.
Warga di Desa Ujung Padang, Kecamatan Kota Mukomuko Muklis mengeluhkan gangguan anjing liar di pemukiman penduduk jalan raya di wilayah tersebut.
"Semakin hari jumlah anjing liar di wilayah ini semakin banyak dan binatang ini mengganggu keamanan warga di wilayah ini," ujarnya.
Gerombolan anjing yang tidak jelas pemiliknya ini selain mengganggu pengguna jalan, juga warga yang ingin beraktivitas menangkap ikan pada malam hari.
Beberapa orang warga pernah mengusir gerombolan anjing liar yang mendekat dengan rumah warga, tetapi sebaliknya gerombolan binatang tersebut justru menjadi terusik dan dan berusaha melawan warga.
Beruntung pada saat itu warga cepat menyelamatkan diri dengan cara masuk ke dalam rumahnya agar terhindar dari binatang tersebut.***3***