Malang, (Antara) - Kulit ubi jalar ungu (Ipomea Batatas L) yang sudah diolah dan berbentuk ekstrak, mampu mengatasi penyakit diabetes millitus (DM), karena kaya akan senyawa antosianin yang dapat digunakan untuk terapi diabetes mellitus.
"Antosianin tersebut dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sensivitas insulin pada penderita diabetes mellitus tipe 2," kata salah seorang mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang yang menjadi anggota tim peneliti, Akbar Setyo Pambudi, Jumat.
Temuan tersebut telah diteliti oleh lima orang mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UB, yakni Yani Rahmawati, Ajeng Nawangwulan, Nabillah Hisyam, dan Kinanti Mahmud dari FK serta Akbar Setyo Pambudi (FTP).
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian yang diadakan oleh DIKTI, mereka memanfaatkan kulit ubi jalar ungu (Ipomea batatas L) dalam mengatasi masalah DM. Potensi dari kulit ubi jalar sangat melimpah karena produksi ubi jalar ungu di Indonesia menduduki peringkat ke-3 dunia.
Berdasarkan hasil survei dari BPS tahun 2011 produksi ubi jalar ungu di Indonesia mencapai
2.172.437 Ton. Selain itu industri pengolahan ubi jalar ungu juga tumbuh banyak di Indonesia, namun sayangnya potensi ini tidak dimanfaatkan dengan baik dan maksimal karena industri pengolahan ubi jalar ungu, hanya umbinya saja yang dimanfaatkan.
Menurut Akbar, saat ini limbah kulit ubi jalar ungu sering dianggap sebagai sampah dan masih belum dimanfaatkan secara maksimal di bidang medis, padahal kulit ubi jalar ungu ini kaya akan senyawa antosianin yang bisa digunakan sebagai terapi bagi penderita DM.
Ia mengatakan antosianin adalah senyawa yang rawan rusak akibat proses termal. Oleh karena itu perlu adanya pengolahan khusus agar dapat mempertahankan kandungan antosianin dalam kukit ubi ungu, di antaranya dapat dilakukan dengan mengekstraksi kulit ubi jalar ungu dengan Microwave Assisted Extraction (MAE).
Ekstraksi dengan MAE memiliki keunggulan tersendiri, yaitu mengekstrak senyawa yang labil terhadap panas, laju ekstraksi yang lebih tinggi dan waktu ekstraksi yang lebih singkat
dibandingkan dengan konvensional, sehingga dengan metode MAE senyawa antosianin pada kulit ubi jalar ungu dapat lebih dipertahankan dari kerusakan.
Dari studi in vivo yang telah mereka lakukan adalah dengan cara menguji pemberian ektrak kulit ubi jalar ungu terhadap tikus yang dibuat diabetes dan diperoleh hasil bahwa ekstrak kulit ubi jalar ungu dapat menurunkan gula darah secara signifikan serta mampu meningkatkan sensitivitas insulin.
Antosianin dapat memperbaiki kondisi peningkatan kadar gula darah dan sensitivitas insulin melalui aktivasi AMP-activated protein kinase (AMPK). Aktivasi ini diikuti oleh peningkatan ekspresi GLUT 4 yang kemudian dapat meningkatkan uptake glukosa ke dalam jaringan.
Pada kasus ini perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai kapan dan berapa lama AMPK dapat diaktifkan, mengingat masih terbatas informasi yang tersedia. Adanya manfaat kulit ubi jalar ini, tidak salah jika masyarakat mengkonsumsinya untuk menjaga keseimbangan gula darah pada diabetes mellitus.
"Kami berharap dengan adanya hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat dalam mengatasi masalah DM di Indonesia, sebab DM merupakan penyakit yang tingkat bahayanya sangat tinggi," ujarnya.
Penyakit DM merupakan penyakit kelainan metabolik yang dikarakteristikkan dengan hiperglikemia atau peningkatan yang tidak normal kadar gula darah yang diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin,
kerja insulin maupun keduanya. Oleh karena itu orang yang menderita DM diharuskan untuk mengontrol asupan gula dan harus melakukan pola hidup sehat.***3***