Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia memprediksikan Provinsi Bengkulu akan mengalami inflasi pada bulan Juli sekitar 1,25 persen (mtm).
"Ini disebabkan pada hari raya Idul Fitri, kebutuhan masyarakat meningkat dibandingkan dengan hari normal," kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Azhar Achlusyani, di Bengkulu, Rabu.
Dia mengatakan prediksi pihaknya untuk angka inflasi bulanan pada Juli meningkat jika dibandingkan dengan triwulan II 2014.
"Inflasi bulanan pada triwulan II tercatat 0,38 persen, sedangkan pada triwulan I tercatat 0,04 persen," kata dia.
Lebih lanjut Azhar menjelaskan, secara tahunan, BI Bengkulu memprediksi inflasi berada pada angka 4,67 persen (yoy).
"Namun kami meyakini, kenaikan angka inflasi ini hanya sampai pada bulan Agustus, di akhir triwulan III inflasi kembali normal," katanya.
Dia mengatakan, selain momen lebaran, laju inflasi daerah itu juga dipicu oleh masa libur sekolah serta tahun ajaran baru.
Jika dibandingkan dengan lebaran tahun lalu, angka inflasi pada 2014 tergolong lebih rendah, hal tersebut menurut dia, disebabkan oleh langkah antisipatif tim pengendali inflasi daerah (TPID) Provinsi Bengkulu.
"TPID menggelar kegiatan pasar murah, menjaga distribusi barang agar tetap lancar sehingga tidak terlambat sampai di Bengkulu dan menganalisa kebutuhan masyarakat pada puasa serta lebaran," ucapnya.
Dia menilai sektor utama yakni bahan pangan yang biasa menjadi penyumbang inflasi pada bulan puasa dan lebaran dapat ditanggulangi dengan baik.
"Suplai pasokan berjalan lancar. Kenaikan harga memang terjadi, tetapi tidak terlalu signifikan. Dengan ketersediaan pasokan bahan pangan yang cukup, kondisi psikologis masyarakat terhadap pasar bisa dikendalikan," ujarnya.