Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Selasa mengatakan gempa yang terjadi pada pukul 15.00 WIB itu terletak pada koordinat 5,47 derajat Lintang Selatan, 130,87 derajat Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 76 Km arah Timur Laut Amahai, Maluku Tengah, Maluku pada kedalaman 102 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Banda," katanya.
Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), ia mengemukakan, gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Teor, Seram Bagian Timur dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Guncangan juga terasa di daerah Amahai, Maluku Tengah, Pulau Gorom, Seram Bagian Timur dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Hingga pukul 15.25 WIB, Daryono menyampaikan, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Gempa M5,1 di wilayah Maluku akibat aktivitas subduksi Banda