Kepala Seksi Pemberangkatan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepahiang Zulfakar Alamsyah mengatakan bahwa separuh dari 108 orang yang dijadwalkan berangkat berhaji tahun 2023 merupakan anggota jamaah yang pada 2022 tertunda berangkat ke Tanah Suci karena pembatasan-pembatasan yang diterapkan dalam pelaksanaan ibadah haji.
"Karena di 2023 ini kuota pemberangkatan haji kita sudah kembali normal, kita utamakan yang belum sempat berangkat di tahun kemarin. Sebab memang tahun kemarin itu kita masih dalam keadaan pandemi COVID-19 dan ada pembatasan usia," kata dia saat dimintai keterangan di Kabupaten Kepahiang, Minggu.
Pada tahun 2022, Kabupaten Kepahiang hanya memberangkatkan 49 orang untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah di Arab Saudi karena selama kurun itu kuota pemberangkatan jamaah haji dikurangi dan pembatasan-pembatasan masih diterapkan guna menekan risiko penularan COVID-19.
Zulfakar mengimbau anggota jamaah yang dijadwalkan berangkat berhaji pada tahun 2023 mulai mempersiapkan diri sambil menunggu pengumuman dari pemerintah pusat mengenai pelunasan ongkos perjalanan haji.
"Jamaah haji agar tetap menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Walaupun saat ini PPKM sudah dicabut dan Bengkulu sudah masuk zona hijau, tapi kita tetap harus mematuhi protokol kesehatan," katanya.
Menurut pejabat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu, kuota haji provinsi pada 2023 kembali normal, sama dengan pada masa sebelum pandemi COVID-19, yakni sebanyak 1.623 orang.
"Berdasarkan informasi Menteri Agama, kuota haji tahun ini kembali normal. Tidak dibatasi usia dan tidak dibatasi dengan ketentuan lain dan mudah-mudahan seperti ketentuan normal," kata Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu Intihan.