Rejanglebong (Antara) - Hujan deras mulai mengguyur Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, Sabtu (4/10) sejak pukul 18.00 WIB, setelah hampir dua bulan daerah itu dilanda musim kemarau.
"Hujan mulai turun semoga saja musim kemarau ini segera berlalu sehingga kami bisa menanam sayuran lagi, karena sejak musim kemarau lalu banyak tanaman seperti cabai, terong, timun dan tanaman lain mati kekeringan," kata Junaidi (35) petani sayuran di Kelurahan Air Bang, Kecamatan Curup Tengah.
Turunnya hujan yang telah lama mereka nanti-nantikan tersebut kata dia, menjadi berkah tersendiri bagi petani setempat, mengingat sebagian besar masyarakat di daerah ini menggantungkan hidupnya dari usaha pertanian terutama jenis sayur-mayur.
Sementara itu turunnya hujan deras di daerah itu juga disyukuri Hariyanto, petani cabai di Desa Air Merah, Kecamatan Curup Tengah, karena selama musim kemarau ini dirinya terpaksa setiap pagi dan sore harus menyiram tanaman cabainya yang baru berumur 25 hari. Penyiraman ini dilakukannya dengan membawa air dari rumahnya yang berjarak lebih dari 2,5 KM.
"Kalau musim kemaraunya lama bisa susah karena setiap hari harus bawa air dari rumah untuk menyiram tanaman, kalau tidak disiram tanaman bisa mati sehingga mau tidak mau harus bawa air dari rumah sementara di dekat kebun tidak ada sumber airnya," kata Hariyanto.
Sebelumnya kalangan petani sayuran di Kabupaten Rejanglebong kata dia, menunda penanaman sayuran menyusul datangnya musim kemarau di daerah itu terhitung sejak akhir Agustus 2014 lalu.
Padahal saat musim kemarau ini harga cabai merah keriting dan aneka sayuran lainnya mengalami kenaikan diantaranya untuk cabai merah keriting kualitas bagus di tingkatan petani mencapai Rp25.000 per kg, kemudian cabai merah mulsa turun berkisar antara Rp18.000 sampai Rp20.000 per kg, cabai rawit Rp20.000 per kg.***2***