Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu mencatat pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut pada triwulan II 2014 tercatat sebesar 5,86 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan I 20014 yang mencapai 7,13 persen (yoy).
Dalam Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu yang dikeluarkan BI, dan diterima Antara, Jumat, juga menyebutkan secara triwulan, perekonomian Bengkulu tumbuh sebesar 0,56 persen (qtq), juga lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama 2013 sebesar 1,77 persen (qtq).
Perlambatan ekonomi pada triwulan laporan terutama didorong terbatasnya investasi yang tercermin dari melambatnya pertumbuhan pembentuk modal tetap domestik bruto (PMTDB).
Selain itu, belanja pemerintah juga mengalami kontraksi dan tercermin dari realisasi APBD Provinsi Bengkulu yang baru mencapai 28,19 persen pada semester I 2014.
Namun, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2014 masih tergolong tinggi, ditopang masih kuatnya konsumsi rumah tangga dan membaiknya ekspor.
Selain itu, terbatasnya impor turut menahan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang lebih dalam pada triwulan laporan.
Dari sisi sektoral, perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja sektor-sektor utama Provinsi Bengkulu.
Dari sektor pertanian, baik tabama maupun perkebunan tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) serta sektor jasa-jasa turut mengalami kontraksi, meskipun masih tumbuh tinggi.
Dilihat dari kontribusinya, menurut BI, sektor jasa-jasa menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar pada triwulan II 2014, diikuti sektor PHR, dan sektor pertanian.***2***