“Kenapa lima? Kenapa tidak enam? Karena pada saat Puja Mandala ini dibangun dan diresmikan, Khonghucu belum dilegalkan oleh pemerintah,” kata Ketua Paguyuban antar-Umat Beragama Kompleks Puja Mandala Wayan Solo.
Puja Mandala mulai dibangun 1994 dan diresmikan pada 22 Desember 1997, dihadiri oleh Menteri Agama Tarmizi Thaher, Gubernur Bali Ida Bagus Oka serta kalangan tokoh masyarakat dan para pemuka agama di Bali.
Khonghucu baru diakui sebagai agama resmi di Indonesia pada tahun 2000 saat Presiden Abdurahman Wahid mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 tentang Pencabutan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967.
Awal mula
Serangkaian dengan pelaksanaan rencana pembangunan kawasan pariwisata internasional di Nusa Dua oleh Bali Tourism Development Corporation (BTDC) yang saat ini berubah menjadi Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), mengundang investor untuk membangun hotel serta mengelola dan memelihara kawasan pariwisata Nusa Dua.
Wayan Solo berpendapat bahwa pembangunan pariwisata perlu juga didukung dengan adanya pembangunan mental spiritual untuk masyarakat, sehingga ini menjadi dasar pemikiran tercetusnya Puja Mandala.
Kemajuan pariwisata identik dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), sehingga terbangunnya pariwisata internasional Nusa Dua itu perlu diimbangi dengan adanya untuk penguatan iman dan takwa.
Puja Mandala dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektare di Desa Kampial yang merupakan lahan milik ITDC.
Pengumpulan dana untuk pembangunan kelima rumah ibadah tersebut murni digalang oleh kelompok agama masing-masing. Rancangan pembangunan diusulkan sejak tahun 1980-an, namun peletakan batu pertama dilakukan pada tahun 1994.
Puja Mandala, simbol kerukunan umat beragama di Pulau Dewata Bali
Jumat, 17 Maret 2023 13:15 WIB 2024